Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro
menginginkan masyarakat bisa berkontribusi dalam pembiayaan pembangunan
dengan memiliki instrumen obligasi ritel maupun sukuk ritel.
"Kami sangat mendukung penerbitan sukuk ritel dan obligasi ritel
secara teratur, serta berupaya menjangkau masyarakat," katanya di
Jakarta, Kamis.
Bambang menjelaskan saat ini kepemilikan asing pada surat berharga
negara yang dapat diperdagangkan (tradable) mencapai 39 persen, sehingga
rentan apabila terjadi pembalikan modal secara tiba-tiba.
Untuk itu, salah satu solusi yang ditawarkan pemerintah adalah
dengan melibatkan masyarakat dalam pembelian obligasi ritel maupun sukuk
ritel secara lebih intens, agar ketergantungan berutang kepada asing
mulai berkurang.
"Kita asingnya masih 39 persen, sehingga selalu diributkan soal isu
sudden reversal, bagaimana kalau ada outflow mendadak dan besar-besaran.
Jadi selalu ada bayang-bayang ketidakstabilan," ujar Bambang.
Bambang mengatakan Indonesia bisa belajar dari Jepang yang rasio
utangnya mencapai 200 persen terhadap PDB, namun kebanyakan merupakan
utang kepada masyarakatnya sendiri, sehingga tidak rentan kepada
pembalikan modal.
Ia menyakini dalam waktu dekat pemerintah bisa mengurangi porsi
asing dan meningkatkan peran masyarakat dalam kepemilikan instrumen
utang, sehingga penerbitan obligasi ritel dan sukuk ritel tidak hanya
setahun sekali.
Meskipun demikian, ada sejumlah tantangan yang mungkin hadir dari
rencana tersebut, di antaranya keberanian masyarakat Indonesia dalam
mengambil risiko dan masih banyak yang belum memahami sepenuhnya produk
ritel.
"Kalau model obligasi ritel dan sukuk ritel pasti ada jaminan
negara, tidak berisiko seperti produk reksadana. Saya yakin nanti ada
perbaikan pada imbalan dan banyak pilihan untuk masyarakat, agar
terbangun basis investor yang tidak kecil," kata Bambang.
Minat investor domestik terhadap obligasi ritel maupun sukuk ritel
selalu meningkat setiap tahunnya dengan tingkat pemesanan yang melampaui
target, yang berarti instrumen ini telah menjadi sarana investasi
efektif bagi masyarakat.
Jumat, 19 Februari 2016
Menkeu: masyarakat bantu pembangunan dengan obligasi ritel
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 komentar:
Posting Komentar