Pekanbaru (ANTARA News) - Pemerintahan Presiden Jokowi-JK harus
mendorong perubahan sistem pertanian Indonesia karena hingga saat ini
sistem pertanian masih belum jelas terutaman sektor pengembangan
komoditas pangan.
"Pemerintah baru jangan hanya menganjurkan, tetapi mendorong agar
perusahaan dan petani menggarap komoditas pangan," kata peneliti tanaman
hortikultura Universitas Riau, Prof Aslim Rasyad di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan, Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi
komoditas pangan sangat besar namun karena sistem yang salah menyebabkan
pertanian Indonesia saat ini cenderung ke perkebunan dan tidak memihak
pada komoditas pangan.
"Untuk itu pemerintah baru wajib membuat regulasi yang mengatur
komoditas pangan, misalnya perusahaan perkebunan dan petani harus
diberikan kewajiban untuk menanam tanaman hortikultura diantara tanaman
perkebunan yang mereka budidayakan atau mengalokasikan lahan untuk
tanaman pangan," jelasnya.
Sangat penting untuk Indonesia memulai budidaya tanaman pangan
secara serius karena jika tidak dilakukan secara ketahanan nasional akan
terancam. Persatuan sebuah bangsa dintentukan oleh bagaimana pemerintah
mengatur ketahanan pangan nasional. Ia mencontohkan bahwa Uni Soviet
hancur karena krisis pangan yang mereka hadapi pada saat itu.
"Ketahanan pangan berpengaruh pada persatuan sebuah bangsa, Uni
Soviet hancur karena menjadi negara pengimpor bahan pangan, bahkan
hampir seluruh pangan mereka pada saat itu berasal dari negara lain.
Ketika negara asal menghentikan ekspor pangan ke Uni Soviet maka terjadi
kerusuhan dan terpecah," jelasnya.
Dosen yang mendalami bidang ilmu "Plant Breeding" di Kentucky
University, Amerika Serikat ini menegaskan bahwa Indonesia harus
memiliki "Grand Design" untuk keamanan pangan nasional. Pusat
pengembangan komoditas harus diwujudkan.
Sementara itu, ia tidak setuju dengan program Masterplan Percepatan
dan Peluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia dimana prioritas
pengembangan pertanian untuk pulau Sumatera adalah perkebunan sawit,
karena menurutnya, beberapa wilayah di Pulau Sumatera lebih cocok
dijadikan sentra tanaman hortikultura.
"Sumatera menjadi sentra sawit itu tidak tepat, yang perlu
dilakukan saat ini adalah mendirikan pusat pengembangan komoditas, itu
merupakan grand design yang harus segera dilakukan oleh presiden
terpilih," ujarnya.
Selanjutnya peningkatan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan
juga harus dilakukan secara bersamaan. Peniliti di Indonesia diharapkan
lebih gencar untuk melakukan penelitian guna mendapatkan benih tanaman
hortikultura yang berkualitas baik dan menghasilkan daya hasil yang
maksimal. (*)
Kamis, 23 Oktober 2014
Pemerintahan Jokowi-JK harus ubah sistem pertanian komoditas pangan
Editor: B Kunto Wibisono
0 komentar:
Posting Komentar