Jakarta (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS) dan Indonesia dinilai
menjadi cerminan negara dengan muslim yang beragam karena sebagian besar
pemeluk agama Islam di kedua negara tersebut berasal dari etnis yang
berbeda-beda.
"AS dan Indonesia merupakan dua negara dengan penduduk yang
heterogen, begitu juga dengan muslimnya yang berasal dari berbagai
etnis," kata Editor Eksekutif Desk Internasional Harian Rakyat Merdeka
yang baru saja mengunjungi AS, Melani Eka Mahayana, di Jakarta, Rabu.
Melani mengatakan bahwa salah satu faktor beragamnya muslim di AS
adalah gelombang imigran yang tak henti berdatangan, sebagian besar dari
mereka pemeluk agama Islam, seperti dari Mesir, Bangladesh, dan
Pakistan.
Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat lalu, Melani mengungkapkan
bahwa komunitas muslim asal Timur Tengah terbesar ada di Michigan.
Komunitas tersebut juga kerap kali membantu warga non-muslim dengan
berbagai program masyarakat, salah satunya adalah program peduli
kesehatan dan pendidikan.
Sejak peristiwa 9/11 yang menimpa warga AS pada 2001, Islam mulai dikenal dan tersebar ke beberapa negara bagian.
Salah satu jurnalis Indonesia, Yeyen Rostyani, berkesempatan
mengunjungi AS beberapa bulan setelah peristiwa tersebut terjadi.
"Kekhawatiran AS pada muslim beralasan karena label Islam
diperkenalkan oleh teroris pelaku pemboman Gedung WTC (World Trade
Center) tersebut. Oleh karena itu, ada konsep yang muncul di mata warga
AS bahwa Islam adalah teroris," kata Senior Editor Republika tersebut.
Namun, tragedi 11 September itu nyatanya tidak membawa sorotan
negatif, tetapi juga sebuah rasa ingin tahu pada warga AS untuk
mendalami Islam.
Saat itu, kata dia, tingkat pengetahuan warga AS tentang muslim
sangat rendah karena mereka menganggap muslim hanya terdapat di
negara-negara Timur Tengah dan Asia Selatan.
Seiring dengan tragedi tersebut, Islam mulai menjadi perbincangan di
sejumlah institusi pendidikan, bahkan buku-buku mengenai ajaran Islam
dan Alquran juga mulai mudah ditemukan.
Yeyen pun menilai Indonesia dan AS sebagai negara muslim yang
plural, namun perbedaannya adalah di Indonesia tidak pernah ada gejolak
atau konsep bahwa Islam berbahaya.
(SDP-83/A050)
Kamis, 09 Oktober 2014
AS-Indonesia jadi cerminan negara Muslim yang beragam
Editor: Ruslan Burhani
0 komentar:
Posting Komentar