Bekasi (ANTARA News) - Sejumlah petani penggarap sawah di Desa Hurip
Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, beralih profesi
akibat dampak kekeringan musim kemarau.
"Kemarau panjang membuat ratusan hektare persawahan di wilayah kami
mengalami kekeringan, sehingga kami beralih profesi sementara dengan
menjadi kuli bangunan dan sopir ojek," kata Rodin (40), salah seorang
petani penggarap yang juga tokoh masyarakat di wilayah setempat, Minggu.
Menurut dia, areal sawah seluas dua hektare yang biasa ditanami
padi dan sayuran saat ini sudah tidak dapat difungsikan akibat sumber
pengairan yang kering.
"Posisi sawah di daerah ini memang berada lebih tinggi dari aliran
sungai. Selain itu, kontur tanahnya tidak cocok untuk menampung air,"
ujarnya.
Rodin mengaku pasrah untuk menanti musim bercocok tanam berikutnya saat kondisi pengairan sudah kembali normal.
"Kami terpaksa baru bisa menanam padi lagi musim hujan berikutnya.
Untung kami sempat panen sebelumnya, jadi masih bisa dipakai buat
modal," katanya.
Dia mengaku berusaha menghidupi keluarganya dengan beralih profesi
sebagai kuli bangunan atau buruh di Pasar Induk Cikarang.
"Secara penghasilan masih menguntungkan menggarap sawah. Tetapi mau
bagaimana lagi, keluarga saya harus tetap makan," kata Rodin yang hidup
dengan satu istri dan tiga anak itu.
Petani penggarap lainnya, Said (34), mengaku rela menempuh
perjalanan jauh untuk mengambil air di sungai yang juga sudah mulai
kering demi membasahi sawahnya.
"Kalau kira-kira masih gagal juga (hasil bercocok tanam),
rencananya saya mau ngumpulin sampah plastik saja atau jadi supir ojeg
di pasar," katanya.
(KR-AFR/F003)
Senin, 06 Oktober 2014
Petani Babelan beralih profesi akibat kemarau
Editor: Tasrief Tarmizi
0 komentar:
Posting Komentar