Pekalongan (ANTARA News) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku
tidak mau jika industri batik di sejumlah daerah mati karena
berkembangnya isu pengolahan limbah di masyarakat.
"Saya tidak mau batik ini mati karena isu limbah dan saya pasti
akan memprotes habis-habisan kalau bicara hanya karena itu terus
kemudian menggugat batiknya," katanya di Kota Pekalongan, Kamis (3/9)
malam.
Hal tersebut disampaikan Ganjar saat mengunjungi Museum Batik di
Kota Pekalongan, Jawa Tengah, yang dilakukan usai acara "Ngopi Bareng
Mas Ganjar" di Rumah Jabatan Bakorwil III Pekalongan.
Menurut Ganjar, yang perlu menjadi perhatian semua pihak saat ini
bagaimana mengolah limbah industri batik yang baik dan upaya memunculkan
inovasi pewarna alami.
"Hasil industri batik sudah sampai ke desa-desa, hanya saja
teknologi dan desain belum sekelas dengan batik yang ada di kota besar
seperti Solo, Jogja, Pekalongan, atau Lasem," ujarnya.
Ganjar menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus
mendorong dan berupaya mengembangkan industri batik, baik yang berskala
kecil maupun besar sebagai salah satu bentuk pelestarian kebudayaan.
"Pemprov Jateng mendukung batik dengan mewajibkan seluruh pegawai
negeri sipil untuk memakai batik tiap Rabu hingga Jumat," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar menilai bahwa keberadaan Museum
Batik di Pekalongan bisa menjadi salah satu destinasi wisata andalan.
"Museum bisa memberikan penjelasan ke masyarakat mengenai sebuah proses panjang peradaban apa yang disebut batik," ujarnya.
Jumat, 04 September 2015
Ganjar tak mau batik mati karena limbahnya
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar