New York (ANTARA News) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan
ekstrimisme muncul di negara-negara yang gagal akibat intervensi negara
lain dan untuk menanggulanginya semua negara harus bersatu.
"Umumnya negara gagal itu akibat intervensi pihak luar. Jadi
penyelesaiannya, apapun persoalan tidak boleh negara luar ikut
intervensi, baik dengan alasan demokrasi, HAM atau apapun," kata Wapres
usai berpidato pada "Leaders Summit on Countering Isil and Violent
Extremism" di Markas besar PBB New York, Amerika Serikat, Selasa (29/9).
Lebih lanjut Wapres menilai ekstrimisme muncul bukan karena
ideologi. Menurut Wapres jika melihat dari sejarah terjadinya
ekstrimisme, justru timbul pada negara-negara yang gagal, seperti di
Afghanistan, Irak dan sebagainya.
"Untuk menanggulanginya, semua negara di dunia harus bersatu," kata Wapres.
Wapres mengakui memang ada gerakan ekstrimisme di Indonesia, namun
lebih sedikit jika dibandingan dengan negara-negara lain, khususnya di
Timur Tengah.
"Kenapa Indonesia sedikit? Karena Islamnya moderat," kata Wapres.
Menurut Wapres, yang paling sulit untuk menanggulangi ekstrimisme,
karena mereka tidak memiliki rasa takut. Yang dijual ekstrimisme adalah
harapan akan masuk surga.
"Karena itu semua ekstrimisme tindaknnya tidak terduga karena tidak ada rasa takut," katanya.
Yang terpenting, ujar Wapres, janganlah menegakkan demokrasi dengan
cara-cara yang melanggar demokrasi itu sendiri, karena justru akan
menimbulkan otoriter baru.
Rabu, 30 September 2015
Wapres: ekstrimisme muncul di negara-negara gagal
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar