Mekkah (ANTARA News) - Untuk mencegah jemaah tersasar menuju tenda di
Mina, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyiapkan petugas di
persimpangan jalan yang direkomendasikan untuk jemaah Indonesia.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ketika ditemui di tenda Amirul
Hajj di Mina, Arab Saudi, Kamis, malam mengatakan PPIH telah menunjukkan
jalur atau jalan yang harus dilalui jemaah haji Indonesia ketika akan
melempar jamrah dan kembali ke tenda masing-masing untuk mabit
(bermalam) di Mina.
"Jadi jemaah haji harus melalui yang jalan semestinya," ujar Lukman.
Jalur tersebut telah disesuaikan dengan tenda atau maktab tempat
jemaah Indonesia bermalam, yaitu 45 maktab di Harratul Lisan (Mina) dan
tujuh maktab di Mina Jadid.
Pada jalur tersebut yaitu Jalan Moeasim untuk mereka yang mabit di
wilayah Harratul Lisan dan Jalan King Fahd untuk mereka yang tinggal di
Mina Jadid.
"Pada jalur itu, di setiap titik persimpangan yang terpecah ada
petugas untuk memandu jemaah agar tidak tersesat," kata Lukman.
Oleh karena itu, ia memperkirakan jemaah yang menjadi korban pada
peristiwa Mina, Kamis pagi, terbawa arus jemaah lain saat menuju Jamarat
untuk melontar jamrah pagi.
"Jemaah yang ada di lokasi dan menjadi korban (musibah Mina) harus
dicermati lagi, apa sebabnya. Kemungkinan mereka terbawa arus yang
begitu kuat dan banyak ke sebuah titik yg ingin dituju, karena tidak
tahu," kata Lukman.
Ia berharap korban meninggal dari jemaah Indonesia tidak bertambah.
Sampai pukul 22.00 WA, jumlah jemaah yang meninggal sebanyak tiga orang.
Sebanyak dua orang sudah diidentifikasi yaiti Hamid Atwi Tarji dari
Probolinggo, Jawa Timur, dan Busyaiyah Sahrel Abdul Gafar yang
berangkat dari embarkasi Batam. Sedangkan satu jemaah lagi belum
teridentifikasi karena tidak membawa identitas seperti gelang yang
berisi informasi nama, nomor kloter, dan embarkasi.
"Kami terus memantau perkembangan jemaah yang menjadi korban," katanya.
Namun untuk korban cidera, Lukman mengatakan datanya sangat dinamis,
sudah ada yang kembali ke kloter dan ada pula yang dirawat.
Sebagian besar jamaah yang meninggal pada peristiwa tersebut adalah
orang tua berusia di atas 60 tahun dan perempuan, terutama dari wilayah
Arab dan Afrika, termasuk Mesir.
Tersasar
Sementara itu, pada hari pertama lempar jamrah 10 Zulhidjah (24/9)
banyak jemaah tersasar di sekitar lokasi lontar jamrah di Jamarat.
Sebagian tidak yakin jalan menuju Maktab masing-masing meskipun
petunjuk jalan menuju Moeasim dan King Fahd jelas. Selain itu, ada
petugas di persimpangan.
Seorang jemaah dari Jepara, Sudaryatin mengaku tidak tahu jalan ke
Maktab 14 tempat ia harus bermabit di Mina, sehingga ikut tim Media
Center Haji yang juga akan menuju tenda Misi Haji Indonesia di Mina,
yang tidak jauh dari terowongan Moeasim.
Jumat, 25 September 2015
Petugas haji disiagakan pada setiap persimpangan Mina
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar