Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pengarah Perubahan Iklim tingkat
nasional Sarwono Kusumaatmadja mengatakan draf dokumen kontribusi
penurunan emisi karbon yang diniatkan (Intended Nationally-Determined
Contribution/INDC) Indonesia sengaja dibuat sederhana agar mudah
dilaksanakan.
"INDC itu memang bukan dokumen detil. Yang penting singkat dan
jelas apa yang jadi niat kita untuk menurunkan emisi," kata Sarwono usai
memaparkan isi draft INDC Indonesia ke sejumlah duta besar dan pihak
swasta secara tertutup di Jakarta, Senin.
Hal penting lainnya, menurut dia, yakni INDC dapat dilaksanakan
dengan baik. "Yang ingin mereka tahu dari kita itu kan bagaimana
Indonesia akan bisa mencapai penurunan emisi yang sudah diniatkan".
Secara lebih detil, menurut dia, niat penurunan emisi karbon
Indonesia tertuang dalam dokumen pendukung yang menjelaskan tentang
ketahanan iklim untuk mencapai ketahanan pangan, air, dan energi
pasca-2020. Dokumen-dokumen tambahan tersebut disertakan dengan INDC
Indonesia dan diserahkan ke UNFCCC pada 20 September 2015.
"Ada dokumen pendukung dan juga ada perjanjian-perjanjian tematik nantinya," ujar dia.
Ia mencontohkan isi salah satu dokumen pendukung menjelaskan
tentang penanganan kebakaran lahan dan hutan. Terdapat petunjuk bahwa
Indonesia menjalankan penegakan hukum atas kasus kebakaran lahan dan
hutan, selain juga upaya pencegahan yang di dalamnya mencari alternatif
ekonomi bagi petani-petani kecil agar tidak melakukan aktivitas membakar
lagi untuk membuka lahan.
Sementara itu, utusan khusus Presiden untuk pengendalian perubahan
iklim Rachmat Witoelar mengatakan INDC Indonesia sudah cukup baik untuk
bisa dibawa bernegosiasi dalam Konferensi Para Pihak tentang Iklim
(Conference of Parties/COP) ke-21 yang digelar UNFCCC di Paris, Prancis,
30 November hingga 11 Desember 2015.
Sebagai negosiator, ia mengatakan memang tidak ingin datang dengan
"amplop kosong" dan konferensi yang dihadiri sekitar 190 negara di dunia
tersebut. Karena itu, ia meminta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Siti Nurbaya untuk membuat dokumen INDC yang mudah diaplikasikan di
kemudian hari.
Dalam draft INDC, Indonesia niat menurunkan emisi gas rumah kaca
sebesar 29 persen pasca-2020 hingga 2030, atau lebih besar tiga persen
dari target penurunan emisi pra2020 yang dijanjikan pada masa
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebesar 26 persen dengan
upaya sendiri, dan 41 persen dengan bantuan pihak lain.
Dalam draft dokumen tersebut juga menunjukkan ada pergeseran fokus
penurunan emisi utama dari "Land Use, Land-Use Change, and Forestry"
(LULUCF) ke sektor energi pasca2020 hingga 2030 nanti. Selain itu,
Indonesia juga akan menyeimbangkan antara mitigasi dan adaptasi dalam
upaya penanganan menghadapi perubahan iklim.
Selasa, 15 September 2015
Sarwono katakan INDC Indonesia sengaja dibuat sederhana
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar