Naypyidaw, Myanmar (ANTARA News) - Pemimpin kuat tentara Myanmar pada
Senin menyatakan akan menyambut peluang perempuan presiden, yang sedikit
menyamankan pemimpin lawan Aung San Suu Kyi, yang dilarang menduduki
jabatan itu.
Myanmar melaksanakan pemilihan anggota parlemen pada
November dan meskipun Liga Bangsa untuk Demokrasi-nya diperkirakan
meraih keberhasilan berarti, Suu Kyi tidak akan menjadi presiden.
Di
bawah undang-undang dasar rancangan tentara, negara itu tidak dapat
dipimpin siapa pun dengan keturunan asing. Anak Suu Kyi lahir di Inggris
dari ayah warga Inggris.
Tapi, dalam wawancara langka dengan
media setempat dan asing, General Min Aung Hlaing menyatakan tidak
memiliki masalah dengan negara, yang sebelumnya dikelola penguasa, itu
pada satu hari dipimpin wanita.
"Saya menyambut mereka. Pria atau
wanita menjabat, saya menyambut mereka," kata panglima tentara itu pada
pertemuan di markas tentara di ibu kota, Naypyidaw.
"Kami tiba
di sini pada tahap ini karena ibu kami membimbing kami," katanya, dengan
menambahkan bahwa ia juga memilih wanita untuk jabatan tinggi di
Tatmadaw (tentara).
"Banyak perempuan perwira di Tatmadaw kami sekarang. Kami melihat mereka juga sangat mampu," katanya.
Sekitar
30 juta pemilih diperkirakan mendatangi tempat pemungutan suara pada 8
November untuk yang pengamat harapkan menjadi pemilihan umum paling
bebas dalam beberapa dasawarsa.
Myanmar bertahun-tahun di bawah
penguasa keras, yang menghancurkan lawan dan merusak perekonomian
sementara memperkaya segelintir perwira tinggi tentara.
Pada
2011, pemerintah tentara memberi jalan pemerintahan pembaru warga, yang
dikuasai mantan jenderal, yang menyebabkan pencabutan sebagian besar
hukuman Barat dan menjanjikan pemilihan umum.
Pemungutan suara pada November itu akan menjadi pemilihan umum pertama dalam seperempat abad akan diikuti NLD.
Tapi,
tentara akan terus memegang pengaruh politik penting, bahkan jika lawan
menyapu hasil pemilihan umum, karena 25 persen kursi parlemen akan
masih disiapkan untuk tentara.
Pemimpin berikut negara itu dipilih tiga bulan sesudah pemilihan
umum tersebut. Tiga calon akan diajukan dan dipilih oleh kedua kamar
parlemen dan tentara, demikian AFP.
(Uu.B002)
Selasa, 22 September 2015
Pemimpin tentara Myanmar akan sambut wanita presiden
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar