Program transmigrasi telah melahirkan banyak kisah sukses yang membanggakan.
Lahan-lahan
kosong mampu dikelola menjadi produktif, sedangkan para transmigran
terangkat derajatnya dari miskin menjadi keluarga makmur dengan masa
depan cerah.
Program transmigrasi sendiri sudah berjalan sejak zaman Orde Baru dan sangat strategis untuk terus dijalankan.
Maklum,
transmigrasi terbukti sukses meredam laju ketimpangan pembangunan
dengan menumbuhkan daerah-daerah baru yang lebih mandiri dan berkembang
pesat.
Transmigrasi tercatat sudah berhasil menciptakan 104
pemukiman yang berkembang menjadi ibu kota Kabupaten atau Kota, 382
permukiman transmigrasi menjadi ibu kota kecamatan, serta 3.325 menjadi
desa definitif.
“Transmigrasi menjadi program unggulan untuk
melakukan pemerataan pembangunan, menyesuaikan persebaran penduduk,
sekaligus memaksimalkan lahan-lahan potensial yang selama ini belum
tergarap dengan optimal,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar.
Kementerian Desa, PDT,
dan Transmigrasi telah melakukan pendataan kepada masyarakat yang sudah
siap melakukan transmigrasi. Tercatat ada 1652 Kepala Keluarga (KK)
yang siap jadi transmigran, dan pemberangkatannya dibagi ke dalam 50
lokasi sebagai kawasan transmigrasi.
"Rinciannya, 1 lokasi ada 300 KK, 100-150 untuk daerah penduduk luar. Targetnya kita bisa memindahkan 4,5 juta KK,” jelasnya.
Sebelum
menentukan sebuah daerah sebagai kawasan transmigrasi, Kementerian
Desa, PDT, dan Transmigrasi melakukan seleksi ketat untuk memastikan
kesiapan dan potensi untuk dihuni dan dikembangkan.
Salah satunya daerah itu adalah kawasan yang berada di perdesaan atau kawasan perdesaan.
Selain
itu, kawasan transmigrasi juga merupakan budidaya perdesaan, ditunjuk
oleh bupati, memiliki pusat pertumbuhan baru sebagai pelayanan pusat
ekonomi, serta memiliki sumber daya alam yang masih kurang penduduknya.
Sebenarnya banyak daerah yang mengajukan, namun tentu tidak otomatis bisa dinyatakan layak.
Masyarakat
yang berminat ikut transmigrasi juga sangat banyak, namun kuota yang
siap masih terbatas sehingga belum semuanya bisa diberangkatkan.
"Ini
semua terjadi karena kita harus memastikan bahwa transmigrasi ini bisa
mensejahterakan masyarakat sekaligus memajukan daerah," jelas Marwan.
Pada
tahun ini, kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi menarget pembangunan
permukiman sebanyak 3.940 permukiman dengan total peserta transmigrasi
sebanyak 4.336 KK.
Meliputi transmigran penduduk asal (TPA) ditarget 1.637 KK dan Transmigran Penduduk Setempat (TPS) sebanyak 2.699 KK.
Hingga
semester I-2015, penempatan transmigran per provinsi daerah asal yang
telah diajukan meliputi 10 daerah asal transmigrasi, yaitu Lampung,
Banten, DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT,
ditambah Transmigran Penduduk Setempat alias (TPS).
Sedangkan
daerah tujuan transmigrasi yang sudah siap meliputi 20 daerah, yakni
Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Sumatera Selatan,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Gorontalo,
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan,
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua,
Papua Barat.
“Dengan transmigrasi, desa di kawasan tersebut bisa
menjadi pusat pertumbuhan baru. Dan sesuai UU Desa, ada peraturan
minimal jumlah penduduk di tiap daerah untuk menjadi kawasan
transmigrasi. misalnya seperti di Papua jika ada 100 KK sudah bisa
menjadi desa di Papua," ujar Marwan.
Terkait prosedur penetapan
kawasan persiapan Transmigrasi. Dijelaskan bahwa pada tahap awal
kabupaten berkoordinasi dengan pemerintah pusat, kemudian pemerintah
pusat mengidentifikasi potensi desa yang ada, khususnya daerah yang
sudah ada pembangunan transmigrasi.
Kemudian pusat akan
melakukan advokasi sekaligus menjembatani kerjasama antara daerah tujuan
transmigrasi dengan daerah asal para calon transmigran.
Dalam perjalanannya, Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi akan memantau potensi kawasan transmigrasi itu untuk dikembangkan.
Artinya,
kata Menteri Marwan, ada syarat bahwa daerah itu memiliki potensi
komoditas unggulan dan sumber daya alam yang bisa dikelola.
"Kemudian
orang yang ditempatkan pun akan dilatih sehingga mempunyai keahlian
yang sesuai dengan potensi daerah tujuan," ujarnya.
Jumat, 04 September 2015
Gapai impian dengan transmigrasi
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar