Mamuju (ANTARA News) - Masyarakat di Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa
Provinsi Sulawesi Barat diminta menanam pohon gaharu yang bernilai
ekonomi tinggi dari pada merusak hutan untuk berladang berpindah-pindah.
"Bibit pohon gaharu itu murah hanya sekitar Rp5000, itu bagus
dikembangkan masyarakat dibandingkan merusak hutan dengan cara membakar
untuk berladang berpindah-pindah," kata Arul salah seorang warga
Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa di Mamuju, Jumat.
Ia mengatakan, pohon gaharu bernilai ekonomis tinggi karena ketika dijual mencapai Rp60 juta perpohon.
"Kalau pohon gaharu telah dapat dijual setelah dikembangkan delapan
tahun, maka batangnya akan dicari pembeli karena pohon tersebut
memiliki batang yang di dalamnya terdapat cairan yang mampu diolah
menjadi obat, pewangi dan berbagai manfaat lainnya disamping kayunya
bisa untuk bahan bangunan," katanya.
Menurut dia, di Kecamatan Aralle pengrusakan hutan di Kecamatan
Aralle terus terjadi yang dilakukan sebagian masyarakat padahal
berdampak buruk bagi lingkungan karena membuat sumber air masyarakat
semakin langka.
"Semakin susah di sekeliling kampung ditemukan sumber air bersih
padahal dulunya sangat mudah akibat kerusakan hutan di Mamasa karena
sebagian kecil warga suka berladang berpindah-pindah dengan membakar
hutan untuk membuka lahan pertanian baru," katanya
Hutan gundul karena dirusak, akibatnya sumber air jadi susah dan
kini dirasakan dampaknya sebagian besar masyarakat, apalagi di saat
musim kemarau seperti sekarang ini, debit air sungai di Kecamatan Aralle
yakni sungai Malaluna yang selama ini menjadi sumber air petani padi
menjadi kering akibat pembalakan hutan.
"Dampak lain dirasakan juga karena saluran irigasi padi petani
menjadi kering tidak seperti 10 dan 20 tahun lalu, petani padi tidak
pernah kekurangan air karena hutan masih mampu menampung air, tidak
seperti sekarang hutan gundul dan tidak mampu menyerap air maksimal
untuk kebutuhan petani padi, membuat petani padi menjadi risau sebab air
yang menjadi sumber penghidupan mereka dari bertanam padi berkurang dan
mempengaruhi produksi pertanian mereka," katanya.
Ia berharap, perusakan hutan dapat dihentikan melalui jalur hukum
oleh pemerintah agar sektor pertanian padi dapat didorong untuk
membangun ekonomi daerah, selain itu, hutan yang menjadi paru-paru dunia
dapat terus dilindungi dengan menanam tanaman bernilai ekonomis yakni
pohon gaharu tersebut.
Jumat, 18 September 2015
Warga Mamasa diminta tanam gaharu yang laku Rp60 juta/pohon
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar