Samarinda (ANTARA News) - Anggota DPRD Kalimantan Timur, Gamalis
menolak rencana pemerintah pusat yang akan menerapkan mega proyek
pemipaan gas dari Provinsi Kaltim langsung menuju Pulau Jawa.
Menurut Gamalis di Samarinda, Rabu, proyek yang diperkirakan akan
menelan biaya sebesar Rp15 triliun rencananya akan mengalirkan gas dari
Bontang ke Semarang Jawa Tengah melalui pipa sepanjang 1.219 kilometer.
"Saya tidak setuju bila proyek tersebut direalisasikan, sebab
proyek tersebut akan semakin mempermudah pendistribusian gas dari sumber
gas bumi ke pembangkit listrik, industri, usaha komersial termasuk
restoran, hotel dan rumah sakit, SPBG serta rumah tangga yang ada di
pulau Jawa," kata Gamalis.
Ia mengatakan, program pemipaan gas tersebut akan semakin
mempermudah pengurasan hasil bumi Kaltim khususnya gas bumi, sementara
masyarakat di seluruh kabupaten/kota di daerah masih banyak yang belum
menikmati kekayaan alam yang dimilikinya.
Gamalis mencontohkan, saat ini masih banyak masyarakat Kaltim yang
masih belum merasakan merdeka soal listrik. Bahkan untuk di daerah yang
telah teraliri listrik, tidak jarang terjadi pemadaman bergilir yang
diakibatkan oleh kurangnya pasokan gas untuk pembangkit listrik tenaga
gas (PLTG).
"Harus diakui memang bahwa masih kurangnnya pembangunan pembangkit
listrik tenaga gas di Provinsi Kalimantan Timur, dan tingginya harga LPG
di masyarakat. Padahal, sebagai daerah penghasil gas besar harusnya
Kaltim mampu memberikan lebih kepada rakyatnya," ucap Gamalis.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta kepada pemerintah, baik di daerah
maupun pemerintah pusat agar memperbaiki pola mekanisme pengaturan porsi
gas.
Sebab dengan melihat masih banyak masyarakat yang kekurangan akan
gas seharusnya diatur agar bagaimana menciptakan regulasi yang sehat,
seperti dengan mengutamakan mencukupi kebutuhan gas untuk lokal lalu
kemudian baru nasional.
"Jangan sampai daerah Kaltim hanya menjadi salah satu daerah yang
menurut istilah sapi perahan. Kaltim harus mampu memberikan
kesejahteraan kepada masyarakatnya dengan mencukupi berbagai kebutuhan
dan dengan harga yang lebih murah," urainya.
"Sebab sudah tidak terhitung berapa sumber daya alam Kaltim yang
di bawa keluar daerah bahkan luar negeri, akan tetapi hasilnya bagi
daerah sangat kecil dirasa. Oleh sebab itu sudah saatnya masyarakat
merasakan kesejahteraan dari hasil buminya sendiri," lanjut dia.
Gamalis menimpali seluruh elemen masyarakat harus satu suara dengan
menolak apa yang menjadi keinginan pemerintah pusat selama beberapa
tahun terakhir tersebut.
"Bukan tidak ingin membagi kepada daerah lain, akan tetapi bagaimana
membuat porsi yang ideal sehingga tidak menimbulkan disparitas
antardaerah di Indonesia," ujarnya.
Kamis, 09 April 2015
Legislator Kaltim tolak pemipaan gas Kaltim-Jawa
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar