Zamboanga (ANTARA News) - Tentara Filipina bentrok dengan sekitar 200
pejuang dari kelompok keras terkait Al Qaida pada Kamis, menewaskan dua
tentara dan enam gerilyawan, kata wanita juru bicara tentara.
Prajurit itu sedang meronda pulau bergolak Jolo ketika bentrok dengan
pejuang kelompok Abu Sayyaf, kata wanita juru bicara tentara Kapten
Rowena Muyuela, lapor AFP.
"Baku tembak itu berlangsung dua jam dan menewaskan sejumlah besar bandit tersebut," katanya kepada wartawan.
Sepuluh petempur Abu Sayyaf dan 15 tentara juga cedera dalam pertempuran itu sebelum gerilyawan tersebut lari, tambahnya.
Abu Sayyaf, yang didirikan dengan dana awal dari Al Qaida pada awal
1990-an, disalahkan atas banyak serangan mematikan di Filipina, termasuk
pemboman kapal tambang di teluk Manila pada 2004, yang menewaskan lebih
dari 100 orang.
Pemimpin utama kelompok itu menayangkan rekaman video dirinya dan
beberapa orang bersenjata pada tahun lalu, berjanji setia kepada pejuang
Negara Islam di Suriah dan Irak (ISIS).
Pemerintah baru-baru ini meningkatkan gerakan besar terhadap kelompok keras Moro di berbagai bagian Filipina selatan.
Serangan pasukan khusus polisi pada Januari menewaskan warga Malaysia
Zulkifli Abdhir, yang tercatat dalam daftar "Teroris Paling Dicari" FBI.
Empat puluh empat polisi khusus juga tewas dalam gerakan itu, yang
mempermalukan pemerintah Presiden Benigno Aquino dan membayangi upayanya
mencapai perjanjian perdamaian dengan pemberontak lain arus utama Moro.
Pasukan Amerika Serikat memainkan peran sangat penting dalam
serangan gagal terhadap pemberontak Moro di Filipina, yang menewaskan 44
personel polisi khusus, kata laporan Senat, yang disiarkan pada Maret.
Laporan Senat itu menyatakan Aquino harus bertanggung jawab atas
kematian tersebut, tapi juga mengangkat masalah pertanggungjawaban
Amerika Serikat, sekutu lama ketentaraan Filipina, yang menolak
mengumumkan perannya dalam gerakan tersebut.
Gerakan besar-besaran pada Februari hingga Maret terhadap kelompok
bersenjata lain Moro, Pejuang Kebebasan Islam Bangsa Moro (BIFF),
menewaskan 140 pejuang, kata tentara. Enam tentara juga tewas.
BIFF menentang pembicaraan perdamaian dan pemimpinnya juga berjanji setia kepada gerakan Negara Islam.
Negara berpenduduk sebagian besar Kristen Filipina berperang
bertahun-tahun melawan berbagai kelompok bersenjata Moro, yang
memperjuangkan kemerdekaan di selatan, tanah air leluhur mereka.
(Uu.B002/T008)
Jumat, 10 April 2015
Dua tentara Filipina tewas bentrok dengan Al Qaida
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar