Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din
Syamsuddin mengatakan pemblokiran situs-situs Islami oleh pihak
pemerintah hanya akan menyuburkan laman situs radikal untuk tumbuh.
"Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) tidak bisa main gitu
terus. Memblokir situs hanya akan menumbuhkan radikalisme karena ada
unsur kekecewaan. Bisa jadi tadinya cuma 22 diblokir kemudian tumbuh
situs baru menjadi 22 ribu," kata Din di Jakarta, Selasa.
Menurut Din, tindakan pemblokiran situs Islami karena diduga
terlibat kegiatan radikalisme merupakan langkah pemerintah yang
tergesa-gesa.
"Belum bicara, tiba-tiba blokir. Tanpa melakukan teguran atau
konsultasi dengan pihak-pihak terkait sudah dieksekusi," kata dia.
Lebih lanjut, Din menyesalkan tindakan itu karena pemblokiran situs
sebagai hal yang kurang bijak. Terlebih pemblokiran ditujukan untuk
situs-situs Islam beraliran moderat, bukan terkait kekerasan seperti
yang dituduhkan oleh BNPT.
"Banyak situs berkonten negatif lainnya yang perlu ditindak. Ada
beberapa situs juga yang menyerang Islam yang perlu ditindak. Ada juga
situs provokatif dan situs porno lainnya," kata dia.
Dia berharap agar pemerintah melalui sejumlah kementerian dan
lembaganya agar lebih berhati-hati lagi dalam melakukan pemblokiran.
Lantaran, jika tergesa-gesa justru akan memunculkan kembali semangat
represif pemerintah terhadap kehidupan berdemokrasi.
"Jangan ada pemerintah tanpa babibu dan tanpa persuasi memblokir
situs. Ini seperti pukul dulu urusan belakangan. Ini gaya represif.
Tidak ada salahnya dipanggil dulu kemudian ditindak. Jangan rusak
harmoni di tengah masyarakat," kata dia.
Rabu, 08 April 2015
Pemblokiran situs dinilai bisa picu radikalisme baru
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar