Manado (ANTARA News) - Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi
(Unsrat) Manado Dr Joubert Maramis mengatakan saat ini ada kesenjangan
antara utang luar negeri (ULN) dengan cadangan devisa negara.
"Namun secara makro saya melihat ada kesenjangan antara hutang
swasta dan cadangan devisa sehingga tidak mampu menciptakan multiply
efek," kata Joubert, di Manado, Rabu.
Jika ULN swasta per januari 2015 sebesar 162 miliar dolar Amerika
Serikat (AS) dan cadangan devisa sekitar 114 miliar dolar AS, maka
secara "face to face" ULN swasta tidak mampu ciptakan multiplier effect
atas ekspor yang signifikan sehingga cadangan devisa stagnan di angka
100-an miliar dolar AS.
"ULN jika digunakan dalam kondisi ini akan berdampak negatif pada cadangan devisa negara di masa depan," jelasnya.
Jika kita menskenariokan bahwa cadangan devisa adalah cash per
Januari 2015 sebesar 115 miliar dolar AS dan ULN adalah kewajiban
sebesar 298 miliar dolar AS dalam konteks face to face maka dalam teori
keuangan kondisi ini disebut "unliquid" atau kesulitan likuditas.
"Jadi jangan heran kalau kurs kita melemah terhadap dolar atau mudah dipermaikan di pasar uang," jelasnya.
Itulah sebabnya mengapa strategi kurs kita hanya bersifat jangka
pendek. Menurut saya, jika rasio ULN terhadap cadangan devisa kita
mencapai 400 atau 500 persen maka Indonesia bisa masuk dalam krisis
karena rupiah akan jatuh terhempas. "Saat ini rasionya sekitar 200 sampe
250 persen," katanya.
Saya melihat kondisi saat ini tidak sehat bagi perekonomian
seharusnya cadangan devisa kita lima atau enam kali ULN sehingga mampu
mengcover permintaan dolar abnormal sekalipun.
Ini akan sangat melegakan pengusaha kita karena akan ada kepastian
bisnis karena pengusaha mampu memprediksi biaya dan keuntungan mereka
secara lebih pasti di masa depan.
Pertumbuhan Utang Luar Negeri (ULN) sektor swasta pada Januari 2015
melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Desember 2014, ULN sektor
swasta tumbuh sebesar 14,2 persen (yoy), sementara pertumbuhan Januari
2015 sebesar 13,6 persen (yoy).
Dengan pertumbuhan tersebut, posisi ULN sektor swasta pada akhir
Januari 2015 mencapai 162,9 miliar dolar AS (54,6 persen dari total
ULN). Sementara itu, posisi ULN sektor publik tercatat sebesar 135,7
miliar dolar AS (45,4 persen dari total ULN).
Posisi ULN sektor publik tersebut tumbuh 6,1 persen (yoy), lebih
tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,0
persen (yoy), terutama dipengaruhi oleh penerbitan Global Bond
Pemerintah sebesar 4,0 miliar dolar AS. Secara keseluruhan, posisi ULN
Indonesia pada akhir Januari 2015 mencapai 298,6 miliar dolar AS, atau
tumbuh 10,1 persen (yoy).
Rabu, 01 April 2015
Ada kesenjangan antara utang LN dan cadangan devisa
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar