Jambi (ANTARA News) - Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg mengatakan
pengusaha perkebunan dan pulp and paper menjadi kunci untuk menekan laju
deforestasi.
"Mereka juga menjadi kunci untuk mengurangi deforestasi di dunia,"
kata Solberg pada pertemuan dengan para pengusaha perkebunan kelapa
sawit dan juga pulp and paper di Hotel Aston, Jambi, Kamis.
Menurut dia, industri perlu memperhatikan kelestarian alam, apalagi
di Provinsi Jambi yang memiliki hutan-hutan yang penuh dengan
keanekaragaman hayati.
"Pertemuan ini juga untuk melindungi keanekaragaman hayati dan juga komunitas lokal," katanya.
Pemerintah Norwegia dan Indonesia telah menjalin kerja sama untuk
mengurangi deforestasi hutan dengan melakukan moratorium sementara
penebangan hutan sebagai bagian dari perjanjian dengan Norwegia.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Indonesia akan menerima pembayaran berdasarkan jumlah deforestasi yang berkurang.
"Indonesia telah bekerja sama sejak 2010, dan saya berterima kasih
kepada pemerintah Indonesia yang telah melanjutkan kerja ini, saya
sangat gembira Indonesia berkomitmen untuk melindungi hutan," jelas
Solberg.
Sementara itu Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan Pemerintah
Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk menekan laju deforestasi
hutan, satu di antaranya dengan konservasi yang melibatkan masyarakat
tradisional.
"Presiden Jokowi juga menekankan harmonisasi untuk pengelolaan alam
dan menekankan pentingnya intensifikasi lahan," kata Siti.
Sementara itu Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin)
Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan bahwa kebijakan moratorium
penebangan hutan tersebut tidak boleh menggangu aspek bisnis.
"Kami tidak mau berargumentasi terlalu banyak tentang penting atau
tidak pentingnya sebuah moratorium, namun intinya bagaimana kita bisa
menjalani moratorium tanpa harus mengganggu aspek bisnisnya," kata
Shinta.
Kebijakan moratorium, menurut Shinta juga sebagai upaya menjembatani
permasalah pertanahan yang dihadapi oleh dunia usaha, masyarakat, dan
kelompok adat.
Moratorium diakui Shinta sangat sulit dilakukan oleh pihak pengusaha
namun para pengusaha siap untuk menjalankan moratorium ini, selama
tidak mengganggu dalam aspek bisnis.
Shinta juga mengakui bahwa kebijakan moratorium yang sudah
disepakati sejak tahun 2011 itu setidak telah berhasil mengurangi
kerusakan hutan di Indonesia.
Oleh sebab itu, dirinya hanya berharap agar pemerintah dapat
menentukan teknik dan mekanisme pelaksanaan moratorium yang tepat, agar
tidak mengganggu jalannya bisnis.
"Pihak Kadin sudah mendapatkan gambaran bahwa pada awalnya
moratorium tidak berhasil, namun berdasarkan data World Research
Institut (WRI) bahwa ada penurunan kerusakan hutan, jadi saya pikir ini
merupakan suatu langkah yang baik untuk mendapatkan hasilnya," katanya.
Jumat, 17 April 2015
Solberg: pengusaha perkebunan kunci tekan laju deforestasi
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar