Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN siap menjadi lembaga yang
percontohan penerapan tata kelola pemerintahan (good corporate
governance/GCG) dengan menindaklanjuti temuan dan rekomendasi dari Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuangan yang mendapat opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap audit laporan keuangan.
"Kami siap menjadi percontohan bagi kementerian lainnya, dalam
menangani temuan-temuan dan rekomendasi dengan melakukan koordinasi
lebih lanjut dengan BPK dan termasuk seluruh BUMN," kata Menteri BUMN
Rini Soemarno, di sela Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, di Gedung
MPR/DPR-RI, Jakarta, Kamis malam.
Pada kesempatan itu, Kementerian BUMN mendapat pujian dari Komisi
VI karena berhasil mempertahankan opini WTP selama 8 tahun
berturut-turut.
Meskipun memberikan opini WTP dalam audit laporan keuangan, namun
BPK menyampaikan terdapat 13 temuan dan 24 rekomendasi. Dimana 13 temuan
tersebut yang merupakan temuan administratif.
BPK menyebutkan, bahwa ada kecenderungan sudah tertib administrasi,
pembukuan secara akutansi sudah berjalan baik, sehingga menjadi salah
satu solusi menghindari fraud.
"Terhadap rekomendasi BPK tersebut, Kementerian BUMN sudah
menyampaikan rencana aksi yang dijadwalkan selesai pada Oktober 2015,"
kata Rini.
Lebih lanjut dijelaskan, untuk menindaklanjuti hal itu, pihaknya
akan berkoordinasi dengan BPK dan perusahaan milik negara, memperbaiki
kinerja dan aktivitas BUMN agar mengikuti GCG sehingga temuan-temuan
berkurang.
Berkenaan dengan itu, Kementerian BUMN menyampaikan bahwa realisasi
anggaran pada tahun 2014 mencapai Rp97,43 miliar, atau 78,92 persen dari
total pagu anggaran sebesar Rp123,45 miliar.
Dalam pelaksanaan anggaran tahun 2014 tersebut, Rini menjelaskan
terdapat beberapa kendala dan hambatan, seperti adanya revisi anggaran
terkait pemotongan yang prosesnya memerlukan waktu pembahasan sesuai
mekanisme APBN.
Selanjutnya terdapat beberapa kegiatan kontraktual yang gagal
Lelang atau tidak jadi dilaksanakan karena pertimbangan akuntabilitas
dan waktu pelaksanaan pekerjaan. Serta pelaksanaan rapat/konsinyering di
luar kantor dilaksanakan secara selektif sesuai dengan urgensi
prioritas kegiatan.
Jumat, 21 Agustus 2015
Kementerian BUMN siap jadi contoh penerapan "GCG"
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar