Amsterdam (ANTARA News) - Sejumlah puing yang ditemukan dari tempat
jatuhnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 di
bagian timur Ukraina mungkin potongan-potongan sebuah sistem peluru
kendali buatan Rusia, kata para penuntut asal Belanda yang memimpin
investigasi internasional pada Selasa.
MH17 jatuh di wilayah yang dikuasai para pemberontak pro Rusia pada
Juli 2014, menewaskan semua 298 penumpang dan awaknya, yang sebagian
besar warga negara Belanda, lapor Reuters dan AFP.
"Tim Investigasi Gabungan (JIT) menyelidiki beberapa bagian,
barangkali berasal dari suatu sistem rudal-permukaan-udara BUK,"
demikian satu pernyataan dari para penuntut.
"Bagian-bagian tersebut jadi perhatian khusus untuk investigasi
kriminal karena barangkali bisa memberi tambahan informasi mengenai
siapa yang terlibat dalam jatuhnya MH17."
Para pakar dan pemerintah Barat telah menuding pemberontak pro Rusia
menembak jatuh pesawat penumpang itu, tetapi Moskow mengatakan pesawat
tersebut terkena serangan roket sebuah jet tempur Ukraina.
Para penuntut mengatakan pada Selasa mereka akan meminta bantuan
pakar senjata dan forensik untuk menentukan asal bagian-bagian yang
ditemukan tersebut.
"Investigasi forensik terus berjalan dan kami tak bisa berspekulasi
mengenai hasil akhirnya," kata juru bicara penuntut Wim de Bruin.
Para penuntut dari negara-negara yang paling terkena dampak
peristiwa itu yakni Belanda, Malaysia, Belgia, Australia dan Ukraina
sedang menyelidiki jatuhnya pesawat itu tetapi belum jelas di mana,
kapan atau bagaimana tersangka akan diadili jika mereka telah
teridentifikasi.
Rusia memveto sebuah proposal pimpinan Belanda untuk membentuk suatu mahkamah PBB bulan lalu.
Secara terpisah, para investigator kecelakaan udara bersidang dengan
Badan Keselamatan Belanda di Belanda pekan ini guna membahas kemajuan
dan melihat rekonstruksi puing-puing pesawat tersebut, yang dibawa dari
tempat jatuhnya pesawat di Ukraina ke suatu pangkalan angkatan udara
Belanda.
Badan itu, yang melakukan investigasi sipil atas sebab jatuhnya
pesawat diperkirakan mengeluarkan laporan akhirnya pada Oktober.
Para penyelidik menekankan bahwa "saat ini simpulan tidak dapat
dibuat bahwa ada keterkaitan antara bagian-bagian yang ditemukan dan
jatuhnya pesawat penerbangan MH17."
Dennis Schouten, wakil ketua asosiasi keluarga korban MH17
mengatakan kepada AFP bahwa pengumuman tersebut "sejalan dengan
harapan."
"Ini sudah merupakan salah satu skenario yang paling realistik," ujar dia.
Pihak berwenang Belanda merampungkan penemuan kepingan-kepingan dan
jasad korban pada April tahun ini, yang terganggu oleh pertempuran di
kawasan tersebut.
Seluruh kecuali dua dari korban meninggal sejauh ini telah
teridentiffikasi menggunakan sampel DNA, data gigi dan cacat personal.
Pakar Belanda pada Juni kembali ke kawasan timur Ukraina dan
mengambil sampel tanah dari suatu kawasan tempat suatu rudal yang
mungkin telah ditembakkan, barangkali yang menjatuhkan MH17.
Militer Rusia dan Ukraina memiliki rudal BUK dalam persenejataan
mereka, dan pembuat sistem itu yang berasal dari Rusia menyatakan pada
Juni bahwa berdasarkan foto-foto puing-puing yang disiarkan pesawat itu
mungkin ditembak oleh salah satu rudalnya.
Boeing 777 terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur ketika meledak di angkasa.
(Uu.M016)
Rabu, 12 Agustus 2015
Penuntut: serpihan di lokasi pesawat MH17 mungkin dari rudal buatan Rusia
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar