Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro
mengatakan pendapatan negara yang bergantung pada penerimaan pajak
menunjukkan fiskal yang baik, menanggapi penerimaan terbesar 2016
ditargetkan dari pajak.
"Negara yang pengelolaan fiskalnya baik bergantung pada penerimaan pajak. Sebelumnya kita bergantung pada migas, migas turun kita berganti ke pajak. Apalagi migas produksinya makin turun," ujar Menkeu di Jakarta, Rabu.
Apalagi kini, ujar dia, harga minyak semakin jatuh sehingga menyebabkan penerimaan dari migas turun.
Selain itu, Menkeu menuturkan target penerimaan pajak pada Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 realistis karena disusun berdasarkan perkiraan pertumbuhan alamiah.
"Target penerimaan pajak 2016 realistis bukan berdasarkan penerimaan pajak 2015, melainkan perkiraan penerimaan shortage, dari shortage itu kita buat pertumbuhan yang relatif realistis," ujar dia.
Untuk mendorong penerimaan dari pajak itu, Menkeu mengatakan pihaknya akan melakukan reformasi perpajakan untuk menutup kebocoran yang masih banyak terjadi.
Menkeu menambahkan, selain itu, pemerintah akan meningkatkan pelayanan, agar kepatuhan para Wajib Pajak meningkat, melalui adanya perbaikan dalam hal regulasi, administrasi serta akuntabilitas.
Pemerintah telah menetapkan target penerimaan pajak sebesar Rp1.565,8 triliun atau mengalami pertumbuhan sebanyak 5,1 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.
Sementara itu, realisasi penerimaan pajak hingga akhir Juli 2015 telah mencapai Rp531,1 triliun atau 41,04 persen dari target dalam APBN-P sebesar Rp1.294,2 triliun.
"Negara yang pengelolaan fiskalnya baik bergantung pada penerimaan pajak. Sebelumnya kita bergantung pada migas, migas turun kita berganti ke pajak. Apalagi migas produksinya makin turun," ujar Menkeu di Jakarta, Rabu.
Apalagi kini, ujar dia, harga minyak semakin jatuh sehingga menyebabkan penerimaan dari migas turun.
Selain itu, Menkeu menuturkan target penerimaan pajak pada Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 realistis karena disusun berdasarkan perkiraan pertumbuhan alamiah.
"Target penerimaan pajak 2016 realistis bukan berdasarkan penerimaan pajak 2015, melainkan perkiraan penerimaan shortage, dari shortage itu kita buat pertumbuhan yang relatif realistis," ujar dia.
Untuk mendorong penerimaan dari pajak itu, Menkeu mengatakan pihaknya akan melakukan reformasi perpajakan untuk menutup kebocoran yang masih banyak terjadi.
Menkeu menambahkan, selain itu, pemerintah akan meningkatkan pelayanan, agar kepatuhan para Wajib Pajak meningkat, melalui adanya perbaikan dalam hal regulasi, administrasi serta akuntabilitas.
Pemerintah telah menetapkan target penerimaan pajak sebesar Rp1.565,8 triliun atau mengalami pertumbuhan sebanyak 5,1 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.
Sementara itu, realisasi penerimaan pajak hingga akhir Juli 2015 telah mencapai Rp531,1 triliun atau 41,04 persen dari target dalam APBN-P sebesar Rp1.294,2 triliun.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar