Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat mengatakan akan terlalu dini
untuk menilai langkah mengejutkan Tiongkok mendevaluasi mata uangnya
pada Selasa, memperingatkan setiap pembalikan dalam reformasi Tiongkok
akan "mengganggu".
Dalam reaksi pertama dari pemerintahan Obama terhadap penurunan
hampir dua persen tingkat referensi yuan terhadap dolar oleh bank
sentral Tiongkok, Peoples Bank of China (PBoC), kementerian keuangan
mengatakan telah mendesak Tiongkok untuk nilai tukar yang lebih
fleksibel yang mencerminkan pasar, lapor AFP.
"Meskipun terlalu dini untuk menilai implikasi penuh dari perubahan
dalam tingkat referensi PBoC, Tiongkok telah menunjukkan bahwa
perubahan yang diumumkan hari ini langkah lain dalam tindakannya untuk
nilai tukar yang lebih ditentukan pasar," kementerian keuangan
mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat.
"Setiap pembalikan dalam reformasi akan menjadi perkembangan yang mengganggu."
Departemen keuangan mengatakan akan terus memantau bagaimana
perubahan diimplementasikan dan menekan Tiongkok tentang laju
reformasinya.
Ini termasuk langkah-langkah tambahan untuk transisi ke nilai tukar
yang berorientasi pasar dan "keinginan yang dinyatakannya untuk
bergerak ke arah ekonomi yang lebih bergantung pada permintaan domestik,
yang adalah kepentingan terbaik di Tiongkok dan Amerika."
Para pejabat AS telah lama menuduh pemerintah Tiongkok menjaga mata
uangnya, juga dikenal sebagai renminbi, "undervalued" untuk membuat
ekspor Tiongkok lebih murah dan mendapatkan keuntungan perdagangan yang
tidak adil.
Defisit perdagangan barang besar-besaran AS dengan Tiongkok melebihi 31 miliar dolar AS pada Juni.
Depresiasi tajam yuan pada Selasa bisa memperlebar defisit yang sensitif secara politik.
Devaluasi mengangkat spekulasi bahwa pelambatan ekonomi Tiongkok
lebih dalam daripada yang telah diperkirakan dan pemerintahnya sedang
berusaha untuk meningkatkan ekspor.
Menteri Keuangan Jacob Lew mengatakan bulan lalu bahwa pelambatan
dan gejolak pasar saham Tiongkok akan menjadi tes lakmus bagi komitmen
Tiongkok untuk reformasi.
Lew, berbicara di Brookings Institution, mengatakan bahwa Tiongkok
telah menunjukkan "cukup komitmen" selama dua tahun terakhir untuk
agenda reformasinya.
"Pertanyaannya bukan komitmen mereka untuk itu, pertanyaannya
adalah seberapa cepat mereka menerapkan itu," kata dia. "Saya harap ini
bukan sesuatu yang memperlambat laju reformasi."
(Uu.A026)
Rabu, 12 Agustus 2015
Tiongkok devaluasi mata uang, AS nilai terlalu dini menilai
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar