Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York
Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB),
karena dolar AS menunjukkan pelemahan.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik 15,6
dolar AS atau 1,46 persen, menjadi menetap di 1.080,60 dolar AS per
ounce, lapor Xinhua.
Emas mendapat dukungan karena indeks dolar AS, ukuran dolar terhadap
sekeranjang mata uang utama, turun 0,25 persen menjadi 98,44 pada pukul
18.00 GMT.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika
dolar turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang diukur
dengan dolar menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang
lainnya.
Para pedagang fokus pada serangkaian data ekonomi yang akan keluar
minggu ini, yakni laporan produk domestik bruto dan laporan penjualan
rumah siap huni yang akan dirilis pada Selasa.
Selain itu, pesanan untuk barang-barang tahan lama, penjualan rumah
baru, serta pendapatan dan pengeluaran pribadi akan dirilis pada Rabu,
dan laporan klaim pengangguran mingguan pada Kamis, sementara pasar akan
ditutup pada Jumat.
Pasar belum yakin kapankenaikan suku bunga The Fed berikutnya, dari
tingkat 0,50 persen ke tingkat 0,75 persen akan terjadi. Alat Fedwatch
menunjukkan probabilitas tersirat menunjukkan bahwa pasar percaya bahwa
The Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 persen ke 0,75 persen selama
pertemuan FOMC Maret.
Probabilitas tersirat saat ini untuk kenaikan suku bunga dari 0,50
persen menjadi 0,75 persen mencapai 52 persen pada pertemuan Maret, dan
10 persen pada pertemuan Januari.
Para analis percaya bahwa The Fed bertujuan untuk menyerap sekitar
2,5 triliun dolar AS kelebihan dana cadangan bank-bank karena ekonomi AS
mulai pulih.
Selera risiko bank-bank meningkat dalam ekonomi yang "bullish"
(bergairah), berpotensi melepaskan beberapa kelebihan cadangan mereka,
membanjiri ekonomi dengan uang tunai, sehingga menyebabkan inflasi.
Tren jangka panjang untuk emas tetap sangat "bearish" menurut para
analis, karena The Fed menaikkan suku bunganya pada Desember meskipun
diharapkan untuk penundaan kenaikan suku bunga hingga 2016.
Peningkatan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas
dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak
mengenakan suku bunga. Belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak
Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.
Perak untuk pengiriman Maret bertambah 21,9 sen, atau 1,55 persen,
menjadi ditutup pada 14,315 dolar AS per ounce. Platinum untuk
pengiriman Januari naik 20,5 dolar AS, atau 2,39 persen, menjadi ditutup
pada 881,30 dolar AS per ounce.
(T.A026)
Selasa, 22 Desember 2015
Emas berjangka naik didorong pelemahan dolar AS
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar