Jakarta (ANTARA News) - Pianis jazz belia dari Indonesia, Joey Alexander
(12 tahun), masuk dalam daftar calon penerima penghargaan bergengsi di
dunia industri musik di Amerika Serikat, Grammy ke-58, yang diumumkan
pada Senin oleh panitia di situs Grammy.
Melalui albumnya yang berjudul "My Favorite Things", Joey
dinominasikan dalam dua --dari lima-- penghargaan kategori musik jazz
yang diperebutkan, yaitu untuk "Best Jazz Instrumental Album" (My
Favorite Things) dan "Best Improvised Jazz Solo" (untuk lagu "Giant
Steps" dalam album My Favorite Things).
Untuk Grammy ke-58, National Academy of Recording Arts and Sciences
akan memberikan penghargaan kepada para pemenang 83 kategori dari
berbagai aliran musik, termasuk jazz, pop, rock, RnB, country dan
alternatif.
Nama-nama besar yang bersaing dalam pencalonan peraih Grammy kali
ini, termasuk Taylor Swift, Kendrick Lamar, Ed Sheeran, Kelly Clarkson,
Maroon 5, Nicky Minaj, Ricky Martin, Bjork, Ellie Goulding dan John
Legend.
Penganugerahan penghargaan Grammy ke-58 akan diselenggarakan pada
15 Februari 2016 di Staples Center, Los Angeles, Amerika Serikat. Acara
malam anugrah tersebut akan disiarkan secara langsung oleh stasiun
televisi CBS.
"My Favorite Things" adalah album pertama Joey dan dikeluarkan pada
Mei 2015, saat ia berusia 11 tahun. Album berisi sembilan lagu itu
diproduksi oleh pemenang Grammy, Jason Olaine, melalui perusahaan
rekaman yang berbasis di New York, Motema Music. Pada 30 Mei 2015,
album tersebut bertengger di urutan ke-174 tangga lagu Billboard 200.
Anak Ajaib
Joey dilihat banyak pihak sebagai anak ajaib di bidang musik jazz
dan keajaibannya itu telah diulas di banyak media Amerika, termasuk
surat kabar The New York Times dan Daily Telegraph, televisi CNN, WCBS
dan NBC News serta majalah musik Down Beat.
Bocah kelahiran Bali pada 26 Juni, 2003 itu belajar memainkan musik jazz secara otodidak, mulai usia 6 tahun.
Pada usia ke-9 tahun, ia memenangi penghargaan Grand Prix pada
kompetisi musik jazz semua umur Master-Jam Fest di Odessa, Ukraine.
Kompetisi itu sendiri diikuti oleh 43 musisi dari 17 negara.
Joey pertama kali muncul di muka publik ketika ia diundang oleh
UNESCO pada Desember 2011 di Jakarta untuk bermain piano tunggal di
depan Herbie Hancock, musisi jazz legendaris Amerika. Satu tahun
kemudian, Joey tampil bersama band-nya di Java Jazz Festival.
Keajaiban Joey dilirik oleh Wynton Marsalis, musisi jazz
berpengaruh di Amerika yang juga merupakan direktur lembaga pertunjukan
prestisius di New York, Jazz at Lincoln Center.
Wynton mengundang Joey --yang saat itu berusia 10 tahun-- pada Mei
2014 untuk tampil dalam pertunjukan musik yang digelar di gedung Jazz at
Lincoln Center. Permainan Joey pada acara itu disambut dengan kekaguman
publik dan The New York Times menyebut penampilan Joey sebagai "sensasi
semalam" sementara Down Beat menyebutnya sebagai anak ajaib.
Sejak itu, Joey kerap diundang untuk tampil di berbagai panggung
bergengsi, termasuk Montreal International Jazz Festival, Copenhagen
Jazz Festival, New Port Jazz Festival, Rochester Jazz Festival, Apollo
Theater dan Arthur Ashe Learning Center.
Sejak 2014, Joey dan keluarganya bermukim di New York City.
(T.T008)
Selasa, 08 Desember 2015
Musisi belia Indonesia masuk daftar calon peraih Grammy
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar