Moskow (ANTARA News) - Polisi bersenjata pada Selasa menggeledah
kantor-kantor sebuah gerakan pro demokrasi yang didirikan Mikhail
Khodorkovsky, pengeritik Kremlin.
Polisi menyatakan mereka melakukan penggeledahan itu sebagai bagian
dari investigasi kejahatan atas mantan taipan tersebut dan
teman-temannya, lapor Reuters.
Khodorkovsky, yang dituduh polisi akhir bulan ini melakukan sebuah
pembunuhan kontrak pada 1998, menafsirkan tekanan paling akhir atas
dirinya sebagai ganjaran yang dia harus bayar karena mengambil sikap
kritis terhadap Presiden Vladimir Putin.
"Penggeledahan di (gerakan) Rusia Terbuka setelah pertemuan saya
dengan para wartawan," kata dia dalam kicauan di Twitter resminya.
"Suatu pengulangan dari peristiwa tahun 2003. Putin telah bisa
diprediksi."
Gerakan tersebut, yang menggabungkan kelompok-kelompok dan
individu-individu yang menginginkan Rusia berubah, mengatakan bahwa
polisi juga menggeledah apartemen-apartemen beberapa stafnya di Moskow
dan St Petersburg dan menyita dokumen-dokumen.
Khodorkovsky telah berulang-ulang mengeritik Kremlin dalam beberapa
bulan terakhir, menuding Putin memimpin Rusia menuju periode kemandegan
ala Soviet tahun 1970-an yang akhirnya dapat memicu kejatuhan Rusia.
Putin membebaskan Khodorkovsky, yang pernah jadi orang terkaya di
Rusia, pada 2013 setelah ia mendekam satu dekade dalam tahanan karena
kasus penyelewengan, sebuah dakwaan yang Khodorkovsky katakan telah
dibuat-buat untuk menghukum dia karena membiayai oposisi politik
terhadap Putin. Presiden itu telah mengatakan dia memandang pengusaha
itu sebagai seorang pencuri biasa.
Komite Investigatif Rusia menyatakan bahwa peggeledahan pada Selasa
merupakan bagian dari investigasi kejahatan atas mantan pemegang saham
dan menajemen Yukos, sebuah perusahaan besar di bidang perminyakan yang
sudah tak ada lagi. Khodorkovsky memimpinnya sampai dia ditangkap dengan
todongan senjata pada 2003.
(Uu.M016)
Rabu, 23 Desember 2015
Polisi bersenjata Rusia geledah kantor-kantor pengeritik Putin
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar