London (ANTARA News) - Menteri Pariwisata Arief Yahya melakukan
kunjungan resmi ke Vatikan bertujuan untuk membahas implementasi kerja
sama dengan Museum Vatikan, khususnya dalam promosi mengenai Indonesia.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Pariwisata didampingi Dubes RI
untuk Vatikan Budiarman Bahar diterima President of the Vatican City
State, Cardinal Giuseppe Bertello, demikian Sekretaris Tiga KBRI Vatikan
Sturmius Teofanus Bate kepada Antara London, Jumat.
Dalam pertemuan dengan Cardinal Giuseppe Bertello, Menteri Arief
Yahya menegaskan harapannya agar proyek tersebut dapat segera
direalisasikan.
Sementara itu Cardinal Bertello menyampaikan apresiasi terhadap
Pemerintah Indonesia dengan direalisasikannya pembangunan ruang koleksi
permanen tersebut.
Hal ini dianggapnya bermanfaat untuk lebih memperkenalkan Indonesia
sebagai negara sangat plural namun tetap mempertahankan keharomonisan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dubes RI untuk Vatikan Budiarman Bahar, mengatakan kerja sama
dengan Museum Vatikan tersebut merupakan peluang promosi yang sangat
strategis.
Dikatakannya, Museum Vatikan merupakan salah satu museum terbaik di
dunia selain Museum Smithsonian di Washington D.C. dan Museum Louvre di
Paris. Jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Museum Vatikan
mencapai enam juta orang per tahun.
Indonesia mendapat ruangan pameran seluas 292m2 tempat untuk
menyimpan koleksi dari Indonesia. Space tersebut paling luas
dibandingkan dengan negara lain seperti Australia dan India. Dengan
space yang luas tersebut, Indonesia menampilkan berbagai koleksi etnis
Nusantara sebagai refleksi kebhinekaan Indonesia.
Di situ, kita bisa memperkenalkan konsep pluralisme Indonesia
kepada dunia. Bukan hanya kepada Vatikan, tetapi juga kepada dunia, ujar
Dubes Budiarman.
Fungsi Politik dan Sosial Budaya KBRI Vatikan, Aji Nugroho,
menyebutkan Museum Vatikan memiliki lebih dari 1100 artifacts seni dan
budaya Indonesia. Koleksi artifacts tersebut pada umumnya dibawa oleh
misionaris sebagai pemberian (hadiah) kepada Sri Paus.
Beberapa di antaranya merupakan benda antik yang berusia cukup tua.
Contoh benda koleksi yang dimiliki adalah wayang kulit, replika Candi
Borobudur, batik Jawa serta ukiran kayu dari suku Asmat. Masih terdapat
sejumlah besar artifacts yang belum direstorasi.
Pemerintah Indonesia maupun Vatikan berkomitmen untuk melanjutkan
kerja sama pembangunan ruang koleksi permanen bagi Indonesia. Menurut
rencana, ruang koleksi permanen dilengkapi dengan Indonesian Garden
dimana Indonesia juga akan memamerkan patung badak bercula satu yang
terbuat dari perunggu.
Awalnya, patung badak tersebut merupakan icon Paviliun Indonesia
dalam Milan Expo 2015. Patung tersebut kemudian dihibahkan Pemerintah
Indonesia kepada Museum Vatikan.
Selain Indonesian Garden, ruang koleksi permanen dilengkapi dengan
educational area, yakni sebuah space khusus yang didesain untuk anak
sekolah dengan tujuan untuk lebih mengenalkan budaya Indonesia.
Pengembangan ruang koleksi permanen tersebut diusulkan KBRI
Vatikan dan mendapatkan dukungan Kementerian Pariwisata Indonesia.
Kunjungan Menpar ke Vatikan bertujuan untuk meninjau langsung ruang
koleksi Indonesia di Museum Vatikan serta membahas rencana pembangunan
ruang koleksi.
Kerja sama dengan Museum Vatikan cukup strategis promosi
pariwisata. Sebagai sektor jasa mendukung perekonomian Indonesia,
Presiden Jokowi melakukan berbagai terobosan di sektor pariwisata
khususnya yang bertujuan mendorong peningkatan jumlah wisatawan asing ke
Indonesia.
Ide kerja sama itu muncul sejak tahun 2011 namun programnya baru
dapat direalisasikan tahun 2012 melalui revitalisasi dan pembukaan
permanent display relief Candi Borobudur.
Kerja sama tersebut berlanjut dengan penyelenggaraan pameran
sementara bertema Indonesia: Land of Harmony pada tahun 2014 yang
berlangsung selama satu tahun tiga bulan dan menampilkan konsep
pluralisme Indonesia.
Jumat, 04 Desember 2015
Indonesia bahas kerja sama pariwisata dengan Vatikan
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar