Jakarta,
(ANTARA News) - Jejaring anak muda yang terdiri dari akademisi,
pemimpin komunitas, seniman dan pengusaha Indonesia yang tergabung dalam
"Sukarelawan Indonesia untuk Perubahan" meminta dibentuknya lembaga
auditor bagi lembaga-lembaga survey yang melakukan perhitungan cepat.
Hal
itu dinyatakan "Sukarelawan Indonesia untuk Perubahan" karena menurut
mereka kontestasi politik Prabowo-Jokowi berpotensi menyebabkan konflik
horizontal di antara pendukungnya.
Selain itu, klaim pemenangan masing-masing kubu juga dapat menyebabkan timbulnya kebingungan di masyarakat.
"Fenomena
tersebut dipertajam dengan perbedaan publikasi hasil quick count
perolehan suara yang dilakukan oleh 12 lembaga survei paska-pemilihan,
kedua pihak mengklaim pemenang. Kami memandang perlu adanya lembaga
independen yang mengaudit dan mensertifikasi lembaga-lembaga survey,"
kata Koordinator "Sukarelawan Indonesia untuk Perubahan" Dimas Oky
Nugroho di Jakarta, Senin.
Lebih
lanjut, salah satu pakar administrasi publik yang tergabung dalam
komunitas tersebut Dr Yogi Suprayogi mengatakan seharusnya KPU sebagai
penyelenggara Pemilihan Umum mengeluarkan ketetapan teknis yang
memperketat lembaga survei.
"Ya
saya pikir KPU harus menetapkan ketentuan, misalnya, menetapkan margin
of error untuk lembaga survey yang kredibel itu berapa, harus
segini-segini. Ini penting untuk pelajaran pemilu ke depannya. Saya
lihat dengan adanya perbedaan publikasi hasil quick count ini, KPU tidak
siap. KPU seharusnya tidak hanya mensertifikasi tapi juga mengatur
masalah teknis," katanya. (*)
Editor: B Kunto Wibisono
0 komentar:
Posting Komentar