Jakarta
(ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta
pada Senin sore menguat senilai 137 poin menjadi Rp11.858 dibandingkan
sebelumnya di posisi Rp11.995 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Pelemahan
dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia memberikan sentimen positif
bagi mata uang rupiah," kata analis pasar uang Monex Investindo Futures
Zulfirman Basir di Jakarta, Senin.
Menurut
dia, mulai menurunnya harga minyak mentah dunia meredakan kekhawatiran
investor terhadap defisit anggaran pemerintah dan neraca transaksi
berjalan Indonesia.
"Diharapkan
publikasi data manufaktur, inflasi, dan neraca perdagangan Indonesia
yang akan dirilis pada 1 Juli 2014 dapat memberikan sentimen positif,
sehingga mata uang rupiah tidak bergejolak," katanya.
Kendati
demikian, menurut dia, pergerakan mata uang domestik menjelang pemilu
presiden 9 Juli 2014 masih rentan untuk tertekan. Apalagi, ia menilai,
persaingan antara kedua capres-cawapres cukup ketat.
Pengamat
Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menyatakan bahwa nilai
tukar rupiah akan kembali bergerak sesuai dengan fundamental ekonomi
domestik.
"Setelah pelaksanaan pemilu presiden, pelaku pasar akan kembali melihat data-data ekonomi domestik maupun eksternal," katanya.
Sementara
itu kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Senin ini (30/6) mencatat
mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp11.969 dibandingkan posisi
sebelumnya Rp12.103 per dolar AS. (*)
Editor: Priyambodo RH
0 komentar:
Posting Komentar