Jakarta
(ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di
Jakarta pada Rabu pagi bergerak menguat sebesar 60 poin menjadi Rp11.840
dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.900 per dolar AS.
Kepala
Riset Monex Investindo Futures Ariston Thendra di Jakarta, Rabu
mengatakan bahwa dolar AS diperdagangkan melemah terhadap mayoritas mata
uang dunia, termasuk rupiah menyusul ekspektasi pasar bahwa bank
sentral AS (the Fed) akan tetap mempertahankan suku bunganya di level
rendah.
"Pasar
memproyeksikan tingkat suku bunga AS akan tetap rendah untuk waktu yang
cukup lama menyusul data ekonomi yang masih bervariasi," katanya.
Menurut
dia, beberapa data ekonomi AS menunjukan hasil positif, namun cenderung
masih di bawah ekspektasi pasar. Kondisi itu, menjadi salah satu pemicu
aksi jual dolar AS.
Dari
dalam negeri, lanjut dia, data-data yang dirilis Badan Pusat Statistik
(BPS) dinilai positif oleh pelaku pasar keuangan di dalam negeri
sehingga rupiah kembali ke area penguatan.
BPS
mencatat, laju inflasi pada Juni 2014 sebesar 0,43 persen atau lebih
rendah dibanding periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 1,03 persen.
Sementara tercatat neraca perdagangan Indonesia periode Mei 2014
mengalami surplus sebesar 69,9 juta dolar AS.
"Data BPS itu menjadi salah satu pemicu bagi penguatan rupiah," katanya.
Editor: Fitri Supratiwi
0 komentar:
Posting Komentar