Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat pada Selasa, mengutuk upaya
kudeta di Negara kecil Afrika Barat Gambia dan mendesak warga negaranya
sendiri untuk menjauh dari ibu kota sampai situasi tenang.
"Kami sangat mengutuk setiap upaya untuk merebut kekuasaan melalui
cara ekstrakonstitusional dan kami menyerukan tenang serta bagi semua
pihak untuk menahan diri menjauhkan kekerasan," kata juru bicara
Departemen Luar Negeri Jeffrey Rathke.
Rathke mengatakan, kedutaan besar AS di Banjul tetap terbuka di bawah Kuasa Usaha George Staples.
"Semua pejabat kedutaan AS aman dan lengkap dan juga kedutaan kami,
dan tentu saja, akan terus memantau situasi seperti yang diungkapkan,"
katanya.
Juru bicara "sangat menyarankan" warga AS untuk menghindari Banjul.
Sebelumnya sekelompok tentara yang tidak puas telah meluncurkan
kudeta yang gagal sementara Presiden Yahya Jammeh berada di Dubai, kata
sumber-sumber militer dan diplomatik.
Seorang perwira militer mengatakan pasukan yang setia kepada
pemimpin otoriter, yang telah memerintah Gambia selama 20 tahun itu,
menewaskan tiga tersangka termasuk dugaan pemimpin, seorang tentara
pembangkang.
Seorang petugas, berbicara kepada AFP dari Bissau, mengatakan
pembelot yang bernama Lamin Sanneh memimpin serangan bersenjata
pra-fajar terhadap istana presiden dengan enam orang, demikian AFP.
(Uu.H-AK)
Rabu, 31 Desember 2014
AS kutuk upaya kudeta di Gambia
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014
0 komentar:
Posting Komentar