Tripoli (ANTARA News) - Misi Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Libya Rabu
mengatakan akan menyerukan pembicaraan baru antara faksi-faksi dalam
upaya untuk mengakhiri beberapa bulan kekerasan dan kebuntuan politik di
negara itu.
Perwakilan Khusus PBB Bernardino Leon akan memimpin babak baru
perundingan pada 9 Desember, kata organisasi misi Libya dalam satu
pernyataan, lapor AFP.
Pihaknya tidak mengatakan di mana pembicaraan akan berlangsung atau siapa saja yang akan mengambil bagian.
Dorongan PBB untuk membuka dialog itu datang pada saat Amerika
Serikat dan sekutu-sekutu pentingnya siap untuk mengambil
langkah-langkah lebih lanjut untuk melindungi negara Afrika Utara itu.
Dalam satu pernyataan setelah pertemuan di Brussels yang
diselenggarakan oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Amerika Serikat,
Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol dan Uni Eropa "menyatakan
keprihatinan atas situasi yang memburuk" di Libya.
Lebih dari tiga tahun setelah diktator Moamer Gaddafi digulingkan
dan dibunuh dalam pemberontakan yang didukung NATO, negara ini dibanjiri
dengan senjata dan milisi-milisi yang kuat, dan memiliki
pemerintahan-pemerintah dan parlemen saingan.
Bentrokan sengit bertahan di kota kedua Benghazi dan barat ibu kota
Tripoli antara pasukan-pasukan yang setia kepada pemerintah yang diakui
secara internasional dan kelompok pemberontak milisi terutama dari kubu
Islam.
Upaya sebelumnya pada pembicaraan yang ditengahi PBB antara faksi-faksi yang bertikai pada Juni tidak berhasil.
Namun misi PBB bersikeras pada Rabu bahwa terobosan masih mungkin.
"Ada kesepakatan di antara berbagai pelaku Libya yang berjalan ke
depan untuk mengadakan dialog politik inklusif guna mengatasi krisis
dengan maksud untuk mengakhiri pertempuran dan meringankan penderitaan
penduduk sipil," kata pernyataan PBB. (AK)
Kamis, 04 Desember 2014
PBB serukan perundingan Libya terbaru untuk hentikan krisis
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2014
0 komentar:
Posting Komentar