Bogor (ANTARA News) - Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto MSc mengatakan
akan melibatkan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia untuk ikut
membantu mengembangkan varietas padi IPB 3S dan Teknologi IPB Prima
untuk menjawab tantangan dari Presiden Joko Widodo.
"Saya sudah berkomunikasi dengan para rektor Indonesia, agar tugas
Presiden ini kita bagi-bagi ke perguruan tinggi lagi. Kita libatkan
semua Fakultas Pertanian yang ada untuk mengajarkan petani di seluruh
Indonesia," kata Herry usai sidang paripurna terbuka dengan agenda
mendengarkan laporan kinerja Rektor IPB Tahun 2015 di Kampus Dramaga,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Selain melibatkan perguruan tinggi, lanjut Herry, IPB juga akan
melibatkan industri untuk ikut terlibat dalam menyukseskan program
nasional mendukung swasembada pangan dengan mengembangkan replika dari
penerapan varietas padi IPB 3S dan Teknologi IPB Prima.
"IPB juga coba meminta Kementerian Pertanian juga ikut bergerak," kata Rektor.
Herry mengatakan, tugas yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo
kepada IPB untuk mengembangkan varitas padi IPB 3S di lahan seluas 100
ribu hektare menjadi tantangan berat bagi IPB mengingat benih yang
dihasilkan belum mencukupi.
"Lahan 100 hektare itu sangat luas, dan itu membutuhkan benih yang
luar biasa banyaknya. Sementara kita belum berfikir ke arah perluasan
itu, selain terbatas lahan karena IPB tidak punya lahan," katanya.
Strategi yang akan disiapkan IPB selain melibatkan PTN dan industri
juga melakukan konsolidasi petani penangkar benih agar ikut menangkarkan
benih untuk mencukupi kebutuha IPB 3S.
"Kita perkuat di petani benih, program ini harus diperkuat. Sudah
kita identifikasi dana yang ada saat ini hanya mampu untuk 44 ribu
hektare," kata Herry.
Padi tipe baru IPB 3S adalah inovasi yang dihasilkan oleh IPB dengan
arsitektur baru yang berbeda dengan padi varietas unggul lainnya.
Minggu lalu, Presiden Joko Widodo menugaskan IPB untuk memperluas areal
pendampingan teknologi budidaya tanaman padi dari 500 hektare di
Kabupaten Karawang menjadi 50 ribu hektare. Padi ini memiliki keunggulan
produksi ubinan sebanyak 13,4 ton GKP per hektare.
Varieta padi IPB 3S ini ditemukan oleh Dr Hajrial Aswidinoor bersama Dr Sugiyanta yang merakit teknologi IPB Prima.
Herry menambahkan, perluasan pendampingan teknologi budidaya tanaman
padi IPB 3S merupakan tantangan yang harus dijawab oleh IPB ke
depannya. Selain tantangan itu, IPB juga memiliki tantangan lainnya yang
harus diselesaikan yakni pentingnya inovasi yang banyak dihasilkan oleh
kepakaran IPB dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
"Ini tantangan yang menjadi konsen kedua sangat penting," ujarnya.
Dari 107 inovasi Indonesia paling prospektif di tahun 2015, terdapat
45 inovasi IPB (42,06 persen), terbanyak dari lingkungan perguruan
tinggi. Begitu juga peroleh paten dan HKI lainnya, sampai dengan 25
September 2015, IPB telah mengajukan 291 aplikasi apten dan 75
diantaranya telah diberi paten (grated).
Kamis, 01 Oktober 2015
IPB libatkan PTN dalam pengembangan varietas IPB-3S
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar