Jerusalem (ANTARA News) - Israel, Minggu, menyatakan seorang warga Arab
menggunakan paralayang untuk terbang secara ilegal ke Suriah, tempat
dirinya berencana bergabung dengan kelompok Negara Islam (ISIS) dalam
pemberontakan yang telah berlangsung empat tahun melawan Presiden Bashar
al-Assad.
Pria tersebut pada Sabtu (24/10) terbang melintasi Dataran Tinggi
Golan yang berbatasan dengan Israel, tempat puluhan minoritas Muslim
Arab atau Palestina dari Jerusalem timur mencapai lokasi perang sipil di
Suriah melalui destinasi legal seperti Turki, lapor Reuters.
Militer Israel yang pesawatnya menjatuhkan cahaya suar di sekitar
Golan semalam sebelum menghentikan pencarian pada Minggu, mengeluarkan
pernyataan singkat yang menjelaskan bahwa pengguna paralayang adalah
warga Arab dari kota yang mayoritasnya Muslim, Jaljulia. Meskipun tidak
disebutkan namanya, media Israel menyatakan pria itu berusia 23 tahun.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa kewarganegaraan
pria tersebut akan dicabut sebagai bagian dari kebijakan lebih luas
dalam memerangi kelompok militan.
Seorang menteri dari partai sayap kanan Likud pimpinan Netanyahu,
Ofir Akunis, mengatakan pada wartawan bahwa kelompok Arab Israel telah
menyeberangi perbatasan ke Suriah untuk bergabung dengan pasukan ISIS.
Pemberontak Suriah yang beroperasi di area tersebut menyatakan
paralayang mendarat di Provinsi Quneitra atau di sebelah barat Deraa.
Kelompok pemberontak lokal termasuk aliansi Barisan Selatan yang
berafiliasi dengan Tentara Bebas Suriah, kelompok Al Qaida yang terkait
dengan Barisan Nusra, dan sebuah kelompok yang disebut Brigade Martir
Yarmouk, yang diyakini pemberontak lain memiliki afiliasi dengan ISIS.
Israel yang menyatakan diri netral dalam perang sipil Suriah,
khawatir bahwa Assad, musuh bebuyutan yang telah lama bertemu dalam
kebuntuan, bisa digulingkan dengan perseteruan Islamis yang lebih
terbuka.
Mereka juga melarang warga Israel melakukan perjalanan ke Suriah
demi alasan keamanan, dan telah menindak mereka yang dicurigai mencoba
melanggar aturan tersebut.
Arab yang sebagian besar Muslim merupakan 20 persen dari total
populasi Israel. Ikatan antaretnik semakin menegang bulan ini karena
lonjakan serangan-serangan di jalan Palestina serta larangan keamanan
Israel yang telah menewaskan lebih dari 52 warga Palestina dan sembilan
warga Israel.
Dua video yang konon berasal dari ISIS dan beredar di media sosial
pekan lalu meminta agar kekerasan di Palestina ditingkatkan. Kekerasan
sebagian dipicu oleh kemarahan Muslim karena peningkatan kunjungan
orang-orang Yahudi ke situs suci Jerusalem yang sedang disengketakan.
Dalam salah satu video, seorang pria bersenjata yang mengenakan
topeng wajah berbicara dalam bahasa Yahudi dengan aksen Arab, mengancam
Israel dengan perang agama tak berkesudahan.
Badan keamanan Israel Shin Bet menyatakan pihaknya tidak bisa
membuktikan keaslian video tersebut, namun salah satu petugas menyatakan
pada Reuters bahwa lebih dari 40 orang Arab Israel dan orang Palestina
Jerusalem sudah pergi bergabung dengan ISIS di Suriah maupun Irak.
(Uu.Y013/T008)
Senin, 26 Oktober 2015
Israel katakan warga Arab gunakan paralayang untuk ikut perang Suriah
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar