Nyon (ANTARA News) - Michel Platini akan mendapatkan indikasi kuat
perihal level dukungan dari organisasi yang dipimpinnya, ketika UEFA
mengadakan pertemuan krisis di Nyon pada Kamis.
Pria Prancis berusia 60 tahun itu diskors selama 90 hari oleh komite
etik FIFA terkait korupsi di badan sepak bola dunia.
Awalnya UEFA merespon dengan mendukung presidennya, namun perpecahan
kelihatannya telah terjadi dan dukungan terhadap dirinya terlihat jauh
dari solid.
Presiden Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) Wolfgang Niersbach pada
wawancara dengan harian nasional Jerman Die Zeit mengatakan bahwa
tudingan-tudingan terhadap Platini dapat membuatnya "berlutut."
Platini, yang juga merupakan wakil presiden FIFA, diinvestigasi
terkait pembayaran senilai dua juta franc Swiss yang diberikan kepadanya
oleh presiden FIFA Sepp Blatter pada 2011 untuk pekerjaan konsultasi
beberapa tahun sebelumnya.
Mantan bintang Juventus dan Prancis itu tidak diizinkan untuk
menghadiri pertemuan di markas besar UEFA di Nyon, di mana ke-54 anggota
badan itu kelihatannya akan mendiskusikan dukungannya terhadap Platini.
Pria 60 tahun itu menolak semua tudingan, menyebut dakwaan-dakwaan
terhadap dirinya merupakan "hal yang konyol" dan melakukan banding
terhadap skorsnya.
Namun pada dunia di mana hal negatif dapat mempengaruhi citra
seseorang, reputasi Platini beresiko hancur oleh tudingan-tudingan yang
ada.
Bagi sebagian pihak, masalah pembayaran itu sah atau tidak merupakan
hal yang kurang penting dibandingkan fakta bahwa hal itu kelihatannya
dirahasiakan.
"Saya sangat kecewa ketika cerita mengenai dua juta franc Swiss
menyeruak ke permukaan," kata Allan Hansen dari Denmark, anggota komite
eksekutif UEFA, kepada pers negaranya.
"Hal itu menaikkan banyak pertanyaan yang saat ini kami belum memiliki jawabannya."
"Hal yang saya harapkan adalah kami akan mendapatkannya pada Kamis.
Semacam kontrak yang memerlukan pembayaran (besar), dan semestinya
muncul di akun-akun FIFA," demikian dilansir AFP.
(H-RF)
Kamis, 15 Oktober 2015
Platini gelisah menjelang pertemuan krisis UEFA
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar