Teheran
(ANTARA News) - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran membantah
tuduhan-tuduhan bahwa pasukan Iran dikerahkan di Irak.
Juru
bicara Kementerian Luar Negeri, Marzieh Afkham, mengutuk keras
serangan-serangan teroris pada shalat Jumat di satu masjid di timur laut
Baquba, ibu kota Provinsi Diyala, Irak.
Marzieh
Afkham mengutuk keras serangan teroris terhadap jamaah shalat Jumat,
dan menyampaikan belasungkawa kepada Pemerintah dan rakyat Irak, serta
simpati kepada keluarga korban.
Afkham
menyebut, memprovokasi konflik sektarian sebagai pendekatan usang oleh
teroris dan menambahkan, bahwa "saat memimpin otoritas keagamaan dan
elit politik terkemuka Irak membentuk kehendak nasional untuk memerangi
terorisme takfiri, para teroris berniat untuk merusak persatuan nasional
Irak dengan oleh tindakan provokatif seperti menyerang jamaah di masjid
Syiah dan Sunni."
Juru
bicara Kementerian Luar Negeri menyatakan harapan bahwa dalam konteks
penguatan persatuan dan resolusi nasional, Irak akan dapat berhasil
mengatasi situasi sulit saat ini dan mengatasi plot teroris.
Dalam
kaitan dengan beberapa tuduhan yang dipublikasikan bahwa pasukan
militer Iran hadir di Irak, dia membantah keras berita itu dan
menyatakan bahwa "Iran tidak mengirim apapun pasukan ke Irak dan tidak
berencana untuk melakukannya."
Dia
melanjutkan "Iran mengikuti dengan erat setiap perkembangan di Irak dan
menganggap segala bentuk kerja sama dengan Irak, sebagai dua negara
yang memiliki hubungan bilateral kuat dan memiliki komitmen
internasional," demikian OANA.
(H-AK)
(H-AK)
Editor: Ruslan Burhani
0 komentar:
Posting Komentar