Jakarta
(ANTARA News) - Kementerian BUMN sedang menjaring calon pengganti Dirut
PT Garuda Indonesia (Persero) Emirsyah Satar yang masa tugasnya akan
habis pada Oktober 2014.
"Saat
ini setidaknya ada empat nama calon yang bersaing dan dinilai layak
untuk menjadi Dirut Garuda," kata seorang sumber kepada Antara di
Kementerian BUMN, di Jakarta, Senin.
Empat
calon tersebut yaitu Zulkifli Zaini (Komisaris PT PLN yang juga mantan
Direktur Utama Bank Mandiri), Kartika Wirdjoatmojo (Direktur Eksekutif
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Elisa Lumbantoruan (mantan Direktur
Garuda Indonesia), dan Elia Massa Manik (Dirut PT Elnusa Tbk, anak usaha
Pertamina).
Sebelumnya, satu nama yang juga beredar di kalangan wartawan adalah mantan Direktur Utama PT Telkom Tbk Rinaldi Firmansyah.
"Untuk
proses seleksi, para alon tersebut harus melalui serangkaian fit and
proper test (uji kelayakan dan kepatutan) oleh Kementerian BUMN,"
katanya.
Menurut catatan, pada Oktober 2014 Emirsyah Satar akan menghabiskan dua periode masa jabatannya.
Pria
kelahiran Jakarta, 28 Juni 1959 ini, menjabat Dirut Garuda sejak 2005,
setelah pada 2003 juga pernah menjabat Direktur Keuangan Garuda.
Sebelumnya,
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengisyaratkan bahwa orang nomor satu di
perusahaan penerbangan "plat merah" tersebut adalah yang memiliki
integritas tinggi agar dapat membawa perusahaan ke arah yang lebih baik
lagi.
"Harus
berintegritas, tidak korupsi, tidak nepotisme dan bebas dari intervensi
siapa pun, termasuk intervensi dari keluarga. Mengerti keuangan karena
di dalam Garuda banyak masalah keuangannya," tegas Dahlan.
Pada
semester I 2014 Garuda membukukan rugi bersih 211,7 juta dolar AS, atau
setara dengan Rp2,3 triliun, membengkak dibandingkan rugi bersih
periode sama 2013 sebesar 10,7 juta dolar AS.
Sementara
rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
tercatat 200,38 juta dolar AS, melonjak dibandingkan dengan sebelumnya
11,39 juta dolar AS.
Salah
satu penyebab memburuknya kinerja Garuda adalah rugi selisih kurs yang
melonjak tajam menjadi 12,86 juta dolar AS dibandingkan dengan 1,41 juta
dolar AS pada semester I 2013.
Sedangkan
beban usaha Perseroan melonjak menjadi 14,75 persen atau menjadi 1,9
miliar dolar AS, dari sebelumnya 1,7 miliar dolar AS.
(R017/M008)
Editor: Tasrief Tarmizi
0 komentar:
Posting Komentar