Berlin
(ANTARA News) - Pahlawan Jerman di final Piala Dunia Mario Goetze
mengatakan dirinya tidak memiliki waktu untuk memikirkan apa yang
dilakukan ketika ia mengontrol bola dengan dadanya sebelum melepaskan
sepakan voli melewati kiper Argentina Sergio Romero.
"Anda
tidak benar-benar memikirkannya ketika Anda berada di situasi seperti
itu," kata Goetze (22) pada surat kabar Bild pada Rabu, pada wawancara
pertamanya sejak mencetak gol kemenangan.
"Saya
dapat berusaha untuk menjelaskan apa yang terjadi kepada Anda, namun
itu terjadi setelah (saya) melihat rekaman ulang diri saya sendiri. Pada
pertandingan, semua terjadi secara intuitif," tambah Goetze yang gol
pada masa perpanjangan waktnya membawa Jerman menang 1-0.
Penyerang
Bayern Munich itu menepis rumor bahwa dirinya mengalami mediokritas
Piala Dunia, sampai menjelang sebelum masa perpanjangan waktu di final
setelah lebih banyak menjadi pemain cadangan pada sebagian besar
pertandingan fase gugur.
Ia
tampil sejak awal pada empat pertandingan pertama Jerman, namun
digantikan saat turun minum pada pertandingan 16 besar melawan Aljazair.
"Semua
orang ingin bermain sebanyak mungkin di Piala Dunia," kata Goetze.
"Saya pikir bahwa saya dapat membuat kontribusi terhadap kemenangan kami
di Piala Dunia. Kapanpun saya mendapat kesempatan, nilai-nilai
penampilan saya tepat. Saya terus berlatih keras (setelah dibangku
cadangkan) dan tetap percaya pada diri sendiri."
Goetze mengatakan dirinya tidak ingin diwawancarai setelah Piala Dunia karena ia ingin menggali dirinya sendiri.
"Sejujurnya, saya harus membiarkan semuanya tenggelam," ucapnya ketika ditanyai mengapa ia sempat menolak diwawancarai.
"Saya
ingin menikmati momen itu. Saya juga ingin menghindari mengatakan
sesuatu pada momen euforia yang akan bertahan selamanya. Saya lebih
memilih merendah. Itulah mengapa saya ingin menjauh sebentar dari hal
itu."
Goetze juga merasa media telah memberikan kritik tidak adil kepada dirinya karena kerap tidak mau berkomentar.
Ia
mengatakan dirinya tidak dapat memahami, misalnya, kritik yang
ditujukan kepadanya karena tidak terlalu merayakan gol ketika ia
mencetak dua gol saat Jerman menang 6-1 atas Armenia pada pertandingan
persahabatan pra turnamen.
"Saya
memiliki pengalaman-pengalaman kurang menyenangkan dengan sejumlah
pewarta pada masa lalu, itu terkadang berlebihan. Sangat menarik ketika
terdapat harapan untuk saya untuk selalu dapat sempurna. Itulah mengapa
saya tidak berpikir dua kali sebelum mengatakan apapun," kata dilansir
Reuters.
(H-RF)
Editor: Ruslan Burhani
0 komentar:
Posting Komentar