Samarinda
(ANTARA News) - Komando Rayon Militer (Koramil) Penajam, Kabupaten
Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, terus beruapaya memperkokoh
pemahaman nasionalisme untuk menangkal masuknya faham Islamic State of
Irak-Syria (ISIS).
"Indonesia
dikenal sebagai bangsa yang plural, tergabung dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pemahaman nasionalisme ini secara
dinamis harus terus didengungkan untuk mencegah masuknya ideologi dan
faham radikal, seperti ISIS," ungkap Komandan Koramil Penajam, Kapten
Infanteri Laety, di hadapan para siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum,
Senin.
Sejumlah
elemen bangsa lanjut Laety, terutama para siswa, kelompok-kelompok
masyarakat, jika tidak diwaspadai berpotensi menjadi sasaran masuknya
faham negatif yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila serta
faham-faham keagamaan yang bisa memecah belah kesatuan bangsa dan umat.
"Di
daerah-daerah tertentu, faham ini dikabarkan sudah mulai menyusup dan
sebelum menyusup ke wilayah Penajam Paser Utara, perlu diantisipasi dan
diwaspadai secara dini, melalui kegiatan sosialisasi di sekolah-sekolah.
Jadi, sebelum terjadi harus waspada dan mencegah," katanya.
Selain
itu, daerah-daerah pinggiran lainnya, seperti perbatasan-perbatasan
wilayah Penajam Paser Utara lanjut dia, sangat perlu diwaspadai masuknya
faham yang dinilai sangat bertentangan, baik dengan akidah agama
manapun konsep Bhinneka Tunggal Ika.
"Keberadaan
ISIS yang mengatasnamakan agama dan jihad ini, merupakan faham baru
yang sangat berbahaya. Bahkan lebih berbahaya dari kelompok teroris
Al-Qaida, yang tidak sepaham dengan kelompok ini, maka mereka tidak
segan-segan membunuh, kelompok ini sangat radikal," ujar Laety.
Kelompok
tersebut menurut Laety, berambisi mendirikan negara Islam Internasional
dengan sistem khalifah yang di dalamnya terdapat doktrin jihad
fisabilillah dan yang tidak sepaham dengan kelompok tersebut, halal
ditumpahkan darahnya dan halal dirampas hartanya.
"Tugas
kita saat ini, adalah melakukan pembinaan dan selalu menyosialisaikan,
memberikan pemahaman mendalam, pentingnya terus menjaga semangat
kebersamaan dan semangat cinta tanah air serta cinta perdamaian.
Janganlah kita meniru keadaan Timur Tengah yang seakan-akan tidak ada
hari tanpa perang dan konflik," ungkap Laety.(*)
Editor: B Kunto Wibisono
0 komentar:
Posting Komentar