Nusa
Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyanggupi
permintaan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Iyad
Ameen Madani untuk memprakarsai pertemuan menteri kesehatan
negara-negara anggota guna membahas mengenai Ebola.
"Tadi
Sekjen OKI menyampaikan harapan agar Indonesia bisa mempelopori
pertemuan menteri kesehatan negara-negara OKI untuk membahas
Ebola...karena yang terdampak Ebola kebanyakan negara anggota," kata
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Nusa Dua, Bali, Kamis siang.
Menlu
menyampaikan hal itu seusai mendampingi Presiden Yudhoyono menerima
Sekjen OKI di sela-sela Pertemuan ke-6 Forum Global Aliansi Peradaban
PBB (UNAOC).
Menurut
Menlu, posisi Indonesia selaku Ketua Konferensi Tingkat Menteri
Kesehatan OKI merupakan salah satu faktor pendukung untuk memprakarsai
konferensi itu, karenanya Presiden menyampaikan kepada Sekjen OKI akan
menindaklanjuti permohonan itu kepada kementerian terkait.
Penyebaran
Ebola di sejumlah negara Afrika saat ini telah memicu kekhawatiran di
antara negara-negara di dunia mengingat jumlah korban yang terus jatuh.
Menlu
mengatakan negara-negara OKI telah meningkatkan kewaspadaan, begitu
juga Indonesia yang terus mematuhi imbauan-imbauan dari organisasi
kesehatan dunia ataupun organisasi kesehatan nasional terkait antisipasi
penyebaran Ebola.
Menurut
informasi dari WHO, Ebola disebutkan tidak menyebar melalui kontak
udara ataupun air dan makanan namun Ebola menyebar melalui kontak
langsung dengan darah atau cairan tubuh seseorang yang sakit akibat
virus itu.
WHO
telah menyatakan Ebola sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang
menjadi perhatian dunia (Public Health Emergency of International
Concern) pada 8 Agustus 2014 dan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang
dalam waktu yang relatif singkat.
WHO
pekan ini juga mengatakan bahwa wabah Ebola di Afrika Barat telah
merenggut banyak korban dari kalangan pekerja kesehatan. Tercatat lebih
dari 240 pekerja kesehatan telah terserang penyakit tersebut di Guinea,
Liberia, Nigeria dan Sierra Leone, dan lebih dari 120 orang telah
meninggal.
Seusai
melakukan pertemuan dengan Sekjen OKI selama lebih kurang 25 menit,
Presiden kemudian menerima kunjungan kehormatan Direktur Jenderal UNESCO
Irina Bokova.
Editor: Fitri Supratiwi
0 komentar:
Posting Komentar