Jakarta
(ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri memprediksi laju inflasi
pada akhir 2014 bisa di bawah perkiraan semula sebesar 5,3 persen,
karena tingkat inflasi hingga pertengahan tahun masih tercatat rendah.
"Saya
masih percaya bahwa target inflasinya, masih inline, sesuai dengan
proyeksi atau bahkan bisa lebih rendah," katanya di Jakarta, Senin.
Chatib
menambahkan, tingkat inflasi bahkan bisa di bawah angka lima persen,
apabila pemerintah terus menjaga inflasi tidak terlampau tinggi,
terutama menjelang perayaan natal dan tahun baru pada akhir tahun 2014.
"Tinggal
yang mesti dijaga nanti adalah (inflasi) Desember karena adanya natal,
tapi biasanya itu, inflasinya tidak setinggi lebaran," ujarnya.
Badan
Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Juli 2014 sebesar 0,93
persen, atau masih terkendali, meskipun terjadi permintaan tinggi
terhadap barang komoditas pangan pada bulan Ramadhan tahun ini.
Kepala
BPS Suryamin menambahkan, dengan inflasi yang tidak mencapai angka satu
persen, maka upaya pemerintah dalam mengendalikan harga kebutuhan
pangan menjelang puasa dan lebaran, relatif berhasil.
"Ini
menunjukkan harga pada puasa atau lebaran relatif terkendali. Ini
merupakan salah satu keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan
inflasi," katanya.
Sejumlah
komoditas yang menjadi penyumbang inflasi Juli antara lain ikan segar,
tarif listrik, tarif angkutan antar kota, tarif angkutan udara, beras,
daging sapi, telur ayam ras, bayam, tomat sayur, bawang merah, rokok
keretek filter, emas perhiasan dan bensin.
Dengan
demikian, tingkat inflasi tahun kalender Januari-Juli tercatat baru
mencapai 2,94 persen atau secara tahunan (yoy) 4,53 persen. Bank
Indonesia memperkirakan inflasi pada akhir tahun di kisaran 5,1
persen-5,5 persen.
(S034/Z002)
Editor: Tasrief Tarmizi
0 komentar:
Posting Komentar