Yerusalem
(ANTARA News) - Israel menyatakan tidak akan menarik tentaranya dari
Gaza sampai mereka tuntas menghancurkan jejaring terowongan lintas
perbatasan, kendati PBB mengkritik keras akibat jatuhnya korban sipil
Palestina.
Berbicara
pada rapat kabinet terbatas di Tel Aviv, Perdana Menteri Benjamin
Netanyahu menyatakan tidak akan menerima gencatan senajta yang tidak
mengizinkan tentaranya menghancurkan terowongan-terowongan yang
digunakan pejuang Palestina untuk menyerang Israel.
"Sampai
sekarang, kita telah menghancurkan lusinan terowongan teror dan kita
telah bertekad untuk menuntaskan misi ini, dengan atau tanpa gencatan
senjata," kata dia.
"Untuk
itu saya tidak akan menerima proposal (gencatan senjata) apa apun yang
tidak memungkinkan IDF (angkatan bersenjata) untuk merampungkan kerja
ini demi keamanan warga negara Israel."
Israel
telah memobilisasi 16.000 tentara cadangan sehingga jumlah tentara yang
digelarkan mencapai 86.000. Israel juga tidak mengungkapkan berapa lama
tentaranya akan berada di Jalur Gaza.
Dunia mengecam Israel akibat kematian besar di Gaza di mana 1.395 tewas yang kebanyakan perempuan dan anak kecil.
Kepala
HAM PBB Navi Pillay mengutuk Israel karena menyerang rumah-rumah,
sekolah dan rumah sakit, serta menuduhnya benar-benar mengabaikan hukum
internasional.
"Bagi
saya tak ada yang tak disengaja," kata dia kepada wartawan. "Ini
adalah pembangkangan sengaja terhadap kewajiban-kewajiban yang hukum
internasional bebankan kepada Israel."
Pemboman sekolah juga dikecam keras oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon, demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
0 komentar:
Posting Komentar