Samarinda (ANTARA
News) - Sebanyak 931 rumah yang dihuni 1.153 Kepala Keluarga atau 3.943
jiwa di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, terendam akibat
meluapnya Sungai Tenggarong, anak Sungai Mahakam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Kartanegara, Darmansyah, dihubungi dari Samarinda, Senin sore, mengatakan banjir yang menggenangi 931 rumah tersebut terjadi di dua kelurahan yakni Kelurahan Loa Ipuh dan Maluhu, Kecamatan Tenggarong.
"Banjir terjadi sejak Kamis (9/1) dan hingga saat ini ketinggian air terus bertambah," ungkap Darmansyah.
Ketinggian air di sejumlah kawasan di dua kelurahan itu, kata Darmansyah, bervariasi, yakni mulai 30 centimeter hingga satu meter.
"Banjir disebabkan tingginya curah hujan di bagian Hulu Sungai Mahakam yakni di Kabupaten Kutai Barat sehingga memicu terjadinya pasang sungai yang berdampak pada meluapnya air Sungai Tenggarong ditambah curah hujan di wilayah Kota Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara yang juga cukup tinggi," kata Darmansyah.
Hingga Senin sore, lanjut Darmansyah, sudah 65 warga yang mengungsi di Posko Induk Penanggulangan Bencana Banjir BPBD Kutai Kartanegara.
"Terdata 65 warga korban banjir yang saat ini mengungsi di Posko Induk Penanggulangan Banjir. Selain Posko Induk, juga terdapat sedikitnya 20 posko yang telah dibangun masyarakat untuk membantu warga korban banjir," katanya.
"Posko Induk itu sebagai tempat koordinasi berbagai instansi diantaranya, dinas sosial, dinas kesehatan serta BPBD untuk membantu warga yang menjadi korban banjir," ungkap Darmansyah.
Hingga saat ini, bantuan bagi korban banjir terus berdatangan termasuk dari Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari, partai politik, ormas serta sejumlah calon anggota legistatif.
"Sudah banyak warga yang bersimpati termasuk Bupati Kutai Kartanegara yang telah memberikan bantuan," ujarnya.
(A053/R010)
Editor: Tasrief Tarmizi
0 komentar:
Posting Komentar