Jakarta
(ANTARA News) - Gangguan bipolar bisa menjadi penyebab seseorang
melakukan tindakan berisiko tinggi, termasuk menyalahgunakan narkoba.
Wakil
Ketua Seksi Bipolar dan Gangguan Mood Lainnya pada Perhimpunan Dokter
Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, Dr. dr. Nurmiati Amir, SpKJ (K),
mengatakan hal itu terjadi karena gangguan suasana hati seperti depresi,
mania, hipomania, eutimia dan campuran yang di alami penderita gangguan
bipolar.
"Misalnya,
ketika dia depresi, untuk mengobati diri sendiri seperti menghilangkan
perasaan sedih, atau murung dia menggunakan narkoba," katanya dalam
seminar di Jakarta, Rabu.
"Atau
ketika dia dalam keadaan mania, penggunaan narkoba karena
keterlibatannya yang berlebihan pada aktivitas yang menyenangkan namun
berpotensi merugikan," katanya.
Ia
menjelaskan, saat depresi penderita gangguan bipolar biasanya murung,
mudah tersinggung, kehilangan rasa senang dan konsentrasi, daya ingat
menurun, muncul pikiran bunuh diri, menarik diri dari kehidupan sosial
serta sulit tidur. Umumnya penderita akan pulih dari kondisi ini setelah
14 hari.
Saat
mania atau manik, ia melanjutkan, penderita biasanya gembira
berlebihan, mudah marah, konsentrasi buruk, terlalu percaya diri, banyak
bicara dan energi meningkat. Kondisi ini umumnya terjadi selama lebih
dari satu minggu.
Ketika
hipomania, penderita umumnya merasakan gejala seperti saat mania namun
lebih ringan dan waktunya lebih pendek. Penderita juga biasanya berpikir
optimis, namun tidak realistik.
Gejala
suasana hati terakhir, campuran, mencakup gejala-gejala yang muncul
saat depresi dan mania. Biasanya, kondisi ini terjadi selama lebih dari
satu minggu.
Nurmiati
menjelaskan pula bahwa jenis narkoba yang paling sering disalahgunakan
penderita gangguan bipolar ialah kanabis (ganja), opiat dan kokain.
Di
samping itu, menurut dia, penderita gangguan bipolar juga kerap
menyalahgunakan zat lain seperti alkohol, kafein, halusinogen,
inhalansia, sedatif, hipnotik dan ansiotik, stimulansia dan zat lainnya
yang tidak diketahui.
Ia
mengatakan, saat penderita berada pada kondisi mania ia berpeluang 32
persen menyalahgunakan alkohol dan saat depresi 10 persen.
Gangguan
bipolar merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik yang ditandai
dengan gejala-gejala perubahan suasana hati seperti mania, hipomania,
depresi dan campuran. Gangguan ini sering berkembang pada akhir masa
remaja atau sebelum seseorang berusia 25 tahun.
Editor: Maryati
0 komentar:
Posting Komentar