Jakarta
(ANTARA News) - Hasil temuan terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI)
menyebutkan pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla mengungguli
sementara elektabilitasnya di lima provinsi strategis dibanding
pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang unggul di dua provinsi
strategis.
Peneliti
LSI Rully Akbar kepada pers di Jakarta, Rabu, mengatakan, jika Pilpres
dilaksanakan pada hari ini, maka pasangan Jokowi-JK unggul sementara di
5 wilayah provinsi strategis, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. Sedangkan pasangan
Prabowo-Hatta unggul di dua wilayah provinsi strategis yaitu Banten dan
DKI Jakarta.
Temuan
itu berdasarkan hasil survei LSI yang dilaksanakan di awal Mei 2014 di
33 provinsi dengan sampel 2.400 responden dengan tingkat kesalahan
sekitar 2 persen. Survei menggunakan metode multistage random sampling
melalui tatap muka dan wawancara menggunakan kuesioner. Survei juga
dilengkapi dengan riset kualitatif melalui Focus Group Discussion, In
Dept-Interview dan Media Analisis.
Rully
menjelaskan, LSI mengidentifikasi ada tujuh provinsi stategis yang akan
menjadi "the real battle field" para capres-cawapres dan menentukan
kemenangan. Ketujuh provinsi yang populasinya mencapai 70 persen dari
total pemilih nasional, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa
Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara.
Di
Jawa Barat, elektabilitas Jokowi-JK sebesar 39,06 persen responden;
elektabilitas Prabowo-Hatta (29,96 persen); belum memutuskan pilihan
(30,98 persen). Di Jawa Tengah, Jokowi-JK (38,57 persen), Prabowo-Hatta
(15,54 persen) dan belum memutuskan (45,89 persen).
Di
Jawa Timur, elektabilitas Jokowi-JK (31,71 persen); elektabilitas
Prabowo-Hatta (21,49 persen) dan belum memutuskan (46,80 persen). Di
Sumatera Utara, elektabilitas Jokowi-JK (48,16 persen); elektabilitas
Prabowo-Hatta (16,38 persen) dan belum memutuskan (35,46 persen).
Di Sulawesi Selatan, elektabilitas Jokowi-JK (43,75 persen); elektabilitas Prabowo-Hatta (19,25 persen) dan belum memutuskan (37,00 persen).
Di Sulawesi Selatan, elektabilitas Jokowi-JK (43,75 persen); elektabilitas Prabowo-Hatta (19,25 persen) dan belum memutuskan (37,00 persen).
Sementara
di DKI Jakarta, elektabilitas Prabowo-Hatta (35,00 persen);
elektabilitas Jokowi-JK (30,66 persen) dan belum memutuskan (34,34
persen). Di Provinsi Banten, elektabilitas Prabowo-Hatta (33,53
persen); Jokowi-JK (26,25 persen) dan belum memutuskan (40,22 persen).
Dalam
survei itu, LSI mengukur kekuatan kedua pasangan capres-cawapres di
lima isu populer yaitu isu bidang ekonomi, politik, hukum, keamanan
dan sosial.
Dari
lima isu itu, Jokowi-JK unggul empat isu, yaitu ekonomi, keamanan,
hukum dan sosial, sedangkan Prabowo-Hatta unggul di satu isu politik
(stabilitas politik).
Sebesar
37,03 persen responden meyakini Prabowo-Hatta lebih akan mampu menjaga
stabilitas politik dibanding Jokowi-JK yang hanya sebesar 23,87 persen.
Untuk
isu ekonomi, sebesar 38,78 persen publik lebih percaya Jokowi-JK mampu
menangani masalah ekonomi dibanding Prabowo-Hatta yang sebesar 21,
persen. Untuk isu penegakan hukum, sebesar 36,54 persen publik percaya
Jokowi-JK lebih mampu menangani penegakan hukum dibanding pasangan
Prabowo-Hatta yang sebesar 23,80 persen.
Untuk
isu keamanan, sebesar 37,31 persen publik percaya pasangan Jokowi-JK
lebih mampu menangani masalah keamanan dibanding pasangan Prabowo-Hatta
yang hanya sebesar 22,47 persen. Untuk isu sosial, sebesar 36,26 persen
publik meyakini pasangan Jokowi-JK lebih mampu menangani masalah sosial
dibanding Prabowo-Hatta 23,94 persen.
"Dengan
34 hari tersisa menuju pilpres, siapa yang menang masih terbuka.
Prabowa-Hatta lebih kuat di mesin politik. Jokowi-JK lebih kuat di
antusiasme relawan. Probowo lebih kuat di kesan strong leader. Jokowi
lebih kuat di kesan pemimpin yang jujur, bersih dan sederhana," demikian
Rully Akbar.
Pemilu
Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yaitu
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.(*)
Editor: Ruslan Burhani
0 komentar:
Posting Komentar