Washington
(ANTARA News) - Gedung Putih Kamis menyatakan prihatin bahwa separatis
pro-Rusia di Ukraina menggunakan senjata canggih "dari luar" setelah
mereka menembak jatuh satu helikopter militer menewaskan 12 tentara.
Jatuhnya
pesawat itu terjadi di tengah meningkatnya bentrokan antara pasukan
Kiev dan separatis di bagian timur negara itu, setelah pemilihan
dimenangkan raja cokelat Petro Poroshenko, lapor AFP.
"Kami
terganggu oleh kekerasan yang sedang berlangsung di Ukraina timur,
termasuk lapor-laporan bahwa separatis telah menembak jatuh satu
helikopter militer Ukraina," kata Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney.
"Sekarang
kita belum bisa memverifikasi rincian laporan tersebut, tetapi kita
khawatir bahwa ini menunjukkan separatis terus memiliki akses ke
persenjataan canggih dan bantuan lainnya dari luar," kata Carney
menambahkan, mengisyaratkan bahwa Rusia dapat meningkatkan kekuatan
separatis.
Moskow telah secara konsisten membantah tuduhan tersebut.
Helikopter tempur Mi-8 ditembak dari angkasa dengan rudal canggih dari permukaan-ke-udara.
Di antara korban tewas adalah seorang jenderal Ukraina.
Penjabat
Presiden Oleksandr Turchynov mengatakan, senjata yang digunakan adalah
sistem pertahanan udara portabel-manusia buatan Rusia.
Selain
mengisyaratkan pada bantuan Rusia, Carney menyuarakan keprihatinan atas
tim pengamat Organisasi untuk Keamanan dan Kerja sama di Eropa yang
ditahan oleh separatis di kota Slavyansk.
"Ini sangat tidak bisa diterima bahwa para pengamat ditahan, dan mereka harus segera dibebaskan.
"Kami
mendesak Rusia untuk menggunakan pengaruhnya pada kelompok-kelompok ini
agar mereka melepaskan para pengamat, melucuti senjata dan
berpartisipasi dalam proses politik," kata Carney.
Kelompok separatis menegaskan bahwa mereka menahan empat pengamat, yang telah hilang sejak Senin.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: B Kunto Wibisono
0 komentar:
Posting Komentar