Kabul
(ANTARA News) - Presiden Afghanistan Hamid Karzai Jumat mengatakan
bahwa dia ingin Perserikatan Bangsa Bangsa campur tangan dalam proses
pemilihan presiden di negaranya setelah salah satu calon keluar dari
proses atas tuduhan penipuan massal.
Jutaan
warga Afghanistan berbondong pada Sabtu untuk putaran kedua memilih
pengganti Karzai, yang menentukan ambisi negara itu untuk mentransfer
kekuasaan secara demokratis untuk pertama kalinya dalam sejarah yang
penuh gejolak.
Tetapi
mantan pemimpin oposisi Abdullah Abdullah Rabu menarik para pemantaunya
dari proses dan menuntut penghitungan suara dihentikan, berpotensi
menggelincirkan apa yang dilihat sebagai pemecah-belahan suara sebelum
sebagian besar pasukan asing pergi.
Ia juga menyerukan PBB untuk campur tangan untuk menyelamatkan proses itu.
"Menunjuk
pada saran Dr Abdullah tentang peran PBB ... Karzai mengatakan bahwa
tidak hanya dia setuju dengan saran ini tetapi dia anggap itu langkah
positif untuk mengatasi masalah ini," kata pernyataan kantor Karzai.
PBB mengatakan langkah Abdullah disesalkan dan bahwa proses harus terus berjalan.
Dalam hal ini tidak segera tersedia untuk mengomentari dukungan terhadap Karzai untuk sarannya.
Putaran
kedua menghadapkan mantan pejuang anti-Taliban dan pemimpin oposisi
Abdullah terhadap ekonom ex-Bank Dunia dan mantan menteri keuangan
Ashraf Ghani, setelah tak berhasil mengamankan 50 persen yang diperlukan
untuk memenangkan pilpres putaran pertama langsung pada 5 April.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: B Kunto Wibisono
0 komentar:
Posting Komentar