Jakarta
(ANTARA News) - Bank Indonesia menyatakan risiko tekanan inflasi pada
semester II-2014 akan meningkat disebabkan oleh sejumlah faktor risiko.
"Sejumlah
faktor risiko yang berpotensi meningkatkan tekanan inflasi salah
satunya dampak El Nino yang terjadi pada beras, CPO dan beberapa
komoditas lainnya," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan
Moneter BI Dody Zulverdi saat diskusi dengan wartawan di Jakarta, Rabu.
Namun,
lanjut Dody, dengan bobot yang besar di indeks harga konsumen (IHK),
pemerintah memonitor dampak El Nino pada komoditas beras terutama jika
intensitasnya meningkat dari moderat menjadi kuat.
Faktor
lainnya yakni kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) yang lebih luas dari
pembahasan APBN-P 2014 yakni mencakup juga kelompok rumah tangga
golongan 1300 VA-5500 VA per Juli.
"Rencana
kenaikan tarif batas atas angkutan udara sebesar 20-25 persen, tarif
kereta api ekonomi jarak jauh dan menengah, serta kenaikan LPG 12
kilogram tahap II juga akan berpotensi menigkatkan laju inflasi," ujar
Dody.
Dody
menuturkan, berbagai risiko inflasi tersebut berpotensi menyebabkan
pola inflasi Ramadhan-Idul Fitri tahun ini agak berbeda dari biasanya.
"Perbedaannya
terutama pada koreksi harga yang biasanya terjadi cukup dalam paska
lebaran kemungkinan tahun ini koreksinya tidak sedalam biasanya," ujar
Dody.
Menurut
Dody, hal tersebut terjadi karena pada saat yang sama terjadi
penyesuaian berbagai administered prices dan dampak dari El Nino yang
diperkirakan mulai dirasakan sekitar Juli- Agustus tahun ini.
(C005/B008)
Editor: Ruslan Burhani
0 komentar:
Posting Komentar