Jakarta
(ANTARA News) - Ekonom Bank Dunia, Ndiame Diop, mengatakan pertumbuhan
ekonomi Indonesia harus ditingkatkan lebih tinggi, sebagai upaya untuk
mendorong produktivitas buruh dan meningkatkan kesempatan kerja di
sektor manufaktur serta jasa.
"Perbedaan
antara tingkat pertumbuhan 6,5 persen dengan 4,0 persen adalah jutaan
lapangan kerja," katanya dalam pemaparan laporan Bank Dunia Indonesia 2014 Development Review, di Jakarta, Senin.
Ndiame
mengatakan untuk mencapai upaya tersebut, pemerintah harus mengurangi
kesenjangan ketrampilan bagi para pekerja dengan meningkatkan kualitas
tenaga terampil dan mendorong daya saing melalui pembenahan sistem
pendidikan.
"Sekarang
makin banyak lulusan dengan gelar sarjana tapi kesenjangan keterampilan
terus ada, 50 persen lulusan sekolah menengah dan 15 persen lulusan
kuliah bekerja untuk posisi keterampilan rendah. Tapi 70 persen
perusahaan sulit mendapatkan tenaga terampil," ujarnya.
Untuk
itu, hal yang dapat diupayakan adalah meningkatkan kredibilitas sistem
penentuan mutu agar dana hanya diberikan pada institusi terakreditasi,
menciptakan pusat pelatihan, memperkuat hubungan lembaga pendidikan
dengan lapangan kerja serta meningkatkan pendidikan dasar sejak usia
dini.
Selain
itu, dari segi birokrasi, harus ada konsistensi regulasi,
penyederhanaan prosedur investasi, revisi uang pesangon UU
Ketenagakerjaan, penetapan formula upah minimal berdasarkan biaya hidup
dan inflasi serta infrastruktur hukum dan keuangan inklusif.
"Naiknya
pertumbuhan ekonomi tidak akan banyak berarti apabila tidak disertai
dengan naiknya standar hidup yang merata bagi semua penduduk. Untuk
meningkatkan pelayanan umum bukan hanya dana yang diperlukan, namun tata
kelola pemerintahan sangat menentukan," kata Ndiame.
Menurut
dia, agar standar hidup meningkat dan merata bagi semua masyarakat
sangat dibutuhkan peningkatan tata kelola pelayanan umum, penyempurnaan
sistem jaminan sosial serta penguatan sistem manajemen risiko dan
ketahanan bencana.
Ndiame
mengatakan pemerintah harus melakukan hal tersebut agar pertumbuhan
ekonomi meningkat dan kualitas tenaga kerja makin baik, karena Indonesia
sedang menghadapi bonus demografi, tren urbanisasi ke kota kecil serta
meningkatnya kelas menengah.
"Indonesia
berada di titik yang menentukan masa depan agar sejahtera sebelum
rata-rata penduduk menjadi tua. Indonesia bisa karena memiliki manajemen
makro ekonomi yang baik, agenda reformasi struktural, berada di wilayah
yang strategis serta sumber daya memadai," katanya. (*)
Editor: Ella Syafputri
0 komentar:
Posting Komentar