New
York (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun pada Senin (Selasa pagi
WIB), karena investor menilai kembali krisis politik di Irak yang masih
mengkhawatirkan, namun belum menyebabkan gangguan pasokan minyak mentah.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, turun 66 sen menjadi ditutup pada 106,17 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus turun 69 sen menjadi menetap di 114,12 dolar AS per barel di London.
Irak
tetap menjadi fokus karena Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada Senin
menjanjikan dukungan "kuat" untuk Irak melawan "ancaman eksistensial"
dari sebuah serangan militan ekstrimis yang sedang menuju Baghdad dari
utara dan barat.
Serangan
gerilyawan yang dipimpin Negara Islam di Irak dan Mediterania (ISIL)
telah mendorong harga minyak ke tertinggi sembilan bulan pada pekan
lalu.
Para
militan telah menguasai wilayah yang sangat luas di utara Irak, tetapi
belum langsung mengancam wilayah penghasil minyak utama di selatan.
Irak
adalah pengekspor minyak terbesar kedua dalam 12 negara dari Organisasi
Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Irak memiliki lebih dari 11
persen dari sumber daya terbukti dunia dan menghasilkan 3,4 juta barel
per hari.
"Pemberontakan
itu masih terus berlanjut. Namun itu masih belum berdampak terhadap
produksi dan tidak benar-benar membuat semacam ancaman material," kata
Matt Smith, seorang analis di Schneider Electric.
"Kecuali
kita melihat hal-hal yang benar-benar memburuk atau meningkat, maka
kita cenderung tidak mendorong terlalu jauh di atas mana kita di sini
dengan harga," kata Smith.
"Dengan
tidak adanya perkembangan baru, beberapa aksi ambil untung layak
terjadi, tetapi secara alami terbatas karena semua akan menunggu
perkembangan tentang Irak," kata analis VTB Capital Andrey Kryuchenkov,
demikian AFP melaporkan.
(SYS/A026/A026)
Editor: Suryanto
0 komentar:
Posting Komentar